Sunday, May 31, 2015

URAIAN DAN EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN PEDAGOGIK KELOMPOK 4

URAIAN DAN EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN PEDAGOGIK
KELOMPOK  4 :



Teori Pedagogi Dikaitkan Dengan Performa Yang Akan Ditampilkan Kelompok

Teori yang dipakai oleh kelompok adalah teori pembelajaran scaffolding yang dikembangkan oleh Lev Vygotsky. Scaffolding adalahh suatu teknik pemberian pembelajaran secara struktur yang dilakukan pada tahap awal untuk mendorong peserta didik dapat belajar secara mandiri. Pemberian dukungan pembelajaran tersebut tidak dilakukan secara terus menerus, tetapi dengan berkembangnya kemampuan peserta didik, secara berangsur-angsur orang dewasa yang memberikan pengajaran mengurangi dan melepaskan siswa untuk belajar mandiri.

Konsep pembelajaran

Konsep pembelajaran yang kelompok ajarkan menggunakan konsep praktik langsung. Peserta didik diberikan contoh bagaimana cara membuat bunga dari bahan gelas plastik, kemudian mereka diberikan kesempatan untuk membuatnya secara mandiri. Kelompok hanya mengawasi dan membantu ketika mereka tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tersebut.

Alat Dan Bahan

Alat :
1. gunting
2. hekter

Bahan :
1. sampah gelas pelastik
2. kuas
3. cat

Cara Pelaksanaan

Pertama, siapkan alat dan bahan (kayu, sampah gelas pelastik, hekter, gunting dan cat)
Potong mulut gelas menggunakan gunting hingga menjadi gelang
Gelas yang telah dipotong, lalu digunting bagian badannya sampai kedasar. Potongan berjumlah 8. Potongan ini akan dijadikan sebagai kelopak bunga.
Setiap potongan ditarik ke belakang gelas dan disisipkan potongan gelang yang berasal dari mulut gelas ke salah satu kelopak, kemudian di hekter.
Selanjutnya potongan gelas lain disambung melalui gelang-gelang hingga membentuk tirai bunga.
Lalu cat tirai sesuai dengan warna kesukaan.

Tantangan

Waktu
Tantangan yang dihadapi kelompok dalam hal pengaturan waktu adalah menyesuaikan antara waktu yang dimiliki anak-anak dengan kelompok.
Topik
Tantangan yang dihadapi kelompok yang berhubungan dengan topik adalah menentukan topik yang tepat untuk diajarkan kepada anak-anak. Dimana, sebelumnya terdapat beberapa masukan topik untuk diajarkan kepada anak-anak seperti bermain peran (drama) dan membuat kerajinan tangan dari sampah gelas plastik.
Alat dan Bahan
Tantangan yang dihadapi kelompok yang berhubungan dengan alat dan bahan tidak ada. Karena alat dan bahan yang dibutuhkan mudah didapat oleh anggota kelompok.
Proses Pelaksanaan
Tantangan dalam proses pelaksanaan adalah pemilihan lokasi tempat yang beragam, jarak yang jauh, faktor cuaca seperti hujan, cara penyampaian materi dan pembagian tugas masing-masing anggota kelompok.
Pengaturan Peserta
Tantangan dalam pengaturan peserta adalah menentukan anak-anak yang menjadi partisipan dalam pelaksanaan program pembelajaran pedagogi.

Proses Yang Terjadi Selama Pelaksanaan
Pertemuan 1 : Mengajari langkah-langkah membuat tirai bunga dan kincir-kincir angin dari sampah gelas plastik.
Hal pertama yang kami lakukan sebelum mengajari anak-anak membuat tirai bunga dari sampah gelas plastik adalah tahap perkenalan dengan anak-anak yang akan diajari, mereka berjumlah 12 orang dari kelas 1 sampai kelas 6 SD.
Kedua, kami menyampaikan dan menjelaskan maksud dari tujuan kami mengajari mereka membuat tirai bunga dan kincir-kincir dari sampah gelas plastik dan memberi tahu kepada mereka apa saja manfaat yang didapatkan dari membuat tirai bunga tersebut.
Ketiga, setelah berbincang-bincang dengan anak-anak kami memperlihatkan tirai bunga yang telah jadi kepada mereka lalu mengajari dan mencontohkan langkah-langkah membuat tirai bunga tersebut dari awal hingga selesai dan pada saat itu kami memperbolehkan anak yang mau mencoba untuk membuat tirai bunganya. Disamping itu kami juga mengajari langkah-langkah mebuat kinci-kincir angin namun kincir-kincirnya tidak bisa berputar.
Diakhir pertemuan kami mengucapkan terima kasih kepada mereka dan memberikan reward atas ketersediaan mereka untuk diajari membuat tirai bunga dari sampah gelas plastik tersebut.

Pertemuan 2 : Mengajari anak membuat tirai bunga dan kincir-kincir angin dengan cara kerja kelompok.
Pertama, kami membagi anak menjadi 2 kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 6 orang.
Kedua, masing-masing kelompok bekerjasama membuat tirai bunga dan kincir-kincir angin sampai bisa walaupun masih dengan bantuan. Setelah mendapat solusi membuat kincir-kincir angin supaya bisa berputar pada saat itu juga kami membatalkan membuat kincir-kincir angin sebab anak-anak kurang tertarik mengerjakannya juga dikarenakan langkah-langkahnya yang sulit.
Diakhir pertemuan kami berterima kasih atas kehadiran mereka lagi dan memberikan reward kepada anak-anak.

Pertemuan 3 : Anak praktek sendiri membuat tirai bunga tanpa diajari.
Pertama, dari 12 anak kami pilih 6 anak untuk di dokumentasikan, yaitu anak-anak dari kelas 3-6 SD.
Kedua, ke-6 anak tersebut dibiarkan membuat tirai bunga tanpa diajari lagi walaupun masih ada anak yang dibantu untuk menghekterkan bunganya karena tangannyaa kurang kuat untuk menekan hekter tersebut.
Setelah anak-anak menyelesaikan tirai bunganya anak-anak mencat tirai bunga tersebut sesuai dengan warna yang mereka suka dengan cat yang telah kami sediakan.
Ketiga, kami mewawancari masing-masing anak tentang perasaan mereka selama 3 hari membuat tirai bunga dari sampah gelas plastik dengan kami.
Diakhir pertemuan kami sangat berterima kasih kepada anak-anak tersebut dan memberikan reward.

Kendala Yang Dihadapi
Waktu
Ketidaksesuian jadwal antara perencanaan program dengan pelaksanaan program. Dalam perencanaan program jadwal yang ditentukan adalah pada tanggal 16-18 April 2015, namun pada saat pelaksanaan menjadi tanggal 16, 17, dan 19 April 2015.
Pertemuan Pertama :
Keterlambatan anggota dan anak-anak dalam memulai proses pembelajaran (15 menit)
Penggunaan waktu terlalu minim, sehingga terlalu cepat membubarkan proses pembelajaran (10 menit).
Pertemuan ke-dua:
Keterlambatan beberapa anggota kelompok selama 10 menit.
Terlalu banyak memakan waktu pembelajaran, sekitar 90 mneit.
Pertemuan ke-tiga:
Pertemuan ke-tiga harusnya dilaksanakan pada tanggal 18 April 2015, namun karena cuaca dan situasi yang tidak memungkinkan, akhirnya pertemuan diundur menjadi tanggal 19 April 2015.

Alat Dan Bahan
Pertemuan Pertama:

Tidak ada kendala.
Pertemuan ke-dua:
Kurangnya sampah gelas plastik yang tersedia, sehingga anggota membeli minuman mineral kemasan gelas sebanyak 1 kotak.
Dalam pembuatan kincir, awalnya kelompok menggunakan paku payung namun karena kincir tidak bisa berputar akhirnya kelompok menggunakan kawat.
Pertemuan ke-tiga:
Kurangnya gunting yang akan digunakan anak-anak, sehingga pembelajaran tertunda untuk mengambil gunting dirumah anak tersebut.

Proses Pelaksanaan
Pertemuan Pertama:
Banyaknya jumlah anak-anak membuat kelompok sulit untuk mengendalikannya.
Kurangnya persiapan kelompok dalam membuat kincir-kincir.
Pertemuan ke-dua:
Kuota anak yang melebihi rencana membuat kelompok harus membagi fokus pada dua kelompok.
Ketidaktertarikan anak-anak terhadap konsep kincir angin, sehingga konsep ini dibatalkan dari program.
Pertemuan ke-tiga:
Kurang persiapan dalam menyediakan reward untuk anak-anak, sehingga 2 dari anggota kelompok harus membeli reward disaat pembelajaran berlangsung.


EVALUASI
Ilmi Khoir Purba
-          Untuk Kincir angin? Apakah dicoba terlebih dahulu?
Jawab : kincir angin sebelum di demonstrasikan telah dicoba untuk dibuat terlebih dahulu, namun gagal. Hingga akhirnya kesepakatan dari anak-anak dan kelompok untuk tidak membuat kerajinan kincir angin.

-          Mengapa di hari kedua kelompok membeli air mineral dalam gelas sebanyak 1 kotak?
Jawab : dilatarbelakangi oleh kurangnya kerjasama dari peserta didik untuk membawa gelas plastik bekas masing-masing, akhirnya kelompok memutuskan untuk membeli air mineral sebagai penunjang proses belajar sekaligus stimulasi untuk anak-anak agar dapat memanfaatkan gelas yang sebelumnya mereka gunakan.

-          Mengapa jumlah Anak sampai melebihi kuota yang ditentukan?
Jawab : kurangnya pengendalian dari kelompok untuk membatasi jumlah anak-anak yang telah tersedia sebelumnya. Faktor-faktor diluar kendali seperti hubungan kekerabatan satu anggota kelompok dengan yang lain juga faktor tidak terkendalinya jumlah peserta didik.

-           
Shinta Meilastry
-          Bagaimana cara mengatasi jumlah peserta didik yang melebihi kuota?
Jawab : membagi anak didik ke dalam 2 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 6 anak

-          Bagaimana cara mengawasi penggunaan gunting pada peserta didik?
Jawab : gunting hanya diberikan pada peserta didik yang mengerti penggunaan gunting. Meskipun demikian, penggunaan gunting tetap diawasi oleh kelompok sebagai fasilitator pembelajaran

Ibu Filia Dina Anggaraeni
-          Apakah kelompok keberatan jika kelompok diasumsikan kurang memiliki persiapan dalam menjalankan program?
Jawab : kelompok tidak keberatan, karena menurut kelompok banyak sekali hal yang perlu diperbaiki dan dikoreksi untuk mewujudkan program pembelajaran yang lebih sempurna.

Pembagian Tugas

1. Dedy Qalbu Hadi(Pengajar Di Hari I, Ii Dan Iii ; Dokumentasi)
2. Wicaksono Aji Winahyu(Pengajar Di Hari I, Ii Dan Iii ; Dokumentasi)
3. Nurlina Dewipa(Pengajar Di Hari I , Ii Dan Iii)
4. M. Firman Akbar(Pengajar Di Hari I, Ii Dan Iii ; Dokumentasi)
5. Dessy Natalia(Pengajar Di Hari I, Ii Dan Iii)

Transaksasi Dana
Hari Pertama:

Yakult 10 botol
Rp 17.000,-

Top 10 bungkus
Rp 5.000,-

Total Dana Pengeluaran
Rp 22.000,-

Terbilang : Dua Puluh Dua Ribu Rupiah

Hari kedua:

 Jussie 10 bungkus
Rp 12.000,-

 Gery Salut 10 bungkus
Rp 5.000,-

Aqua1 kotak
Rp 25.000,-

Total Dana Pengeluaran
Rp 42.000,-

Terbilang : Empat Puluh Dua Ribu Rupiah


Hari ketiga:

Cat Kaleng 2 kaleng
Rp 20.000,-


Kuas 2 batang
Rp 10.000,-


Gery 10 bungkus
Rp 5.000,-


Momogi 10 bungkus
Rp 5.000,-

Total Dana Pengeluaran
Rp 40.000,-

Terbilang : Empat Puluh Ribu Rupiah
Total Pengeluaran Hari Pertama
Rp 22.000,-

Total Pengeluaran Hari Kedua
Rp 42.000,-

Total Pengeluaran Hari Ketiga
Rp 40.000,-

Total Dana Pengeluaran
Rp 102.000,-

Total Pengeluaran Keseluruhan
Terbilang : Seratus Dua Ribu Rupiah 

Saturday, April 11, 2015

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN PEDAGOGIK

RANCANGAN PROGRAM PEMBELAJARAN PEDAGOGIK 

KELOMPOK 4 :
DEDY QALBU HADI                                  13-011  (13011dqh.blogspot.com)
WICAKSONO AJI WINAHYU                   13-047  (13047waw.blogspot.com)
NURLINA DEWIPA                                                13-054  (13054ndh.blogspot.com)
M. FIRMAN AKBAR                                   13-088  (13088mfa.blogspot.com)
DESSY NATALIA                                        13-130  (dessychologist.blogspot.com)

JUDUL                      : PEDAGIK (PEMBELAJARAN DAUR ULANG GELAS PLASTIK)

LATAR BELAKANG        
            Derasnya arus globalisasi membuat teknologi semakin akrab dengan masyarakat. Di Indonesia, penggunaan teknologi hampir merata pada seluruh kalangan. Penggunaan gadget-gadget canggih secara perlahan pun mengurangi intensitas aktivitas fisik, termasuk anak-anak. Di usia sekolah dasar, anak-anak harusnya lebih sering menghabiskan waktu mereka dengan bermain permainan tradisional bersama teman-teman sebaya dan bukan bermain game online di warnet ataupun melalui gadget mereka. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa terlalu banyak bermain game online akan menurunkan kelenturan aktivitas fisik.
            Jika kita melihat pada fenomena 1990-an sampai 2000-an awal, permainan anak-anak masih berupa permainan yang dilakukan di alam terbuka, seperti bermain petak umpet, kelereng, engklek dan sebagainya. Namun, permainan-permainan tersebut kini mulai memudar dengan munculnya berbagai permainan online. Oleh sebab itu, kelompok ingin merealisasikan sebuah gagasan yang dapat membawa minat anak pada lingkungan alam serta dapat mengasah kreativitas mereka dengan mengolah sampah gelas pelastik menjadi alat permainan yang menarik. Adapun, alat yang akan dibuat adalah tirai bunga dan kincir-kincir. Pembuatan alat-alat ini dilakukan di luar ruangan atau lapangan agar anak lebih dekat dengan lingkungan dan menghindari permasalahan-permasalahan teknis seperti penggunaan cat terhadap karya yang dibuat.
            Pemanfaatan sampah gelas plastik, setidaknya dapat menjadi perilaku ramah lingkungan yang bisa  dengan mudah dilakukan oleh anak. Dengan memberikan pembelajaran ini, anak diharapkan lebih sadar untuk menjaga kebersihan lingkungan serta lebih dekat dengan alam. Selain itu, Hasil dari olahan sampah ini dapat dijadikan sebagai sarana permainan yang bisa meningkatkan kelekatan pada teman sebaya.
TUJUAN :
1. menanamkan rasa peduli lingkungan terhadap anak
2. mendekatkan anak pada lingkungan terbuka
3. mengembangkan serta memancing kreativitas anak

PELAKSANA          
            - PEMBELAJAR :
            1. Anak kelas 4-6 SD (5 Orang)
            2. Belum pernah membuat kerajinan dari gelas plastik
            3. Tertarik dan bersedia mengikuti pembelajaran

            - PENGAJAR :
1. Dedy Qalbu Hadi                           (Pengajar Di Hari I, Ii Dan Iii ; Dokumentasi)
2. Wicaksono Aji Winahyu                 (Pengajar Di Hari I, Ii Dan Iii ; Dokumentasi)
3. Nurlina Dewipa                               (Pengajar Di Hari I , Ii Dan Iii)
4. M. Firman Akbar                            (Pengajar Di Hari I, Ii Dan Iii ; Dokumentasi)
5. Dessy Natalia                                  (Pengajar Di Hari I, Ii Dan Iii)

ALAT DAN BAHAN

-          Alat :
1. gunting



2. Paku
3. hekter
-          Bahan :
1. sampah gelas pelastik
2. kayu
3. cat

CARA MEMBUAT
·         TIRAI BUNGA
-          Pertama, siapkan alat dan bahan (kayu, sampah gelas pelastik, hekter, gunting dan cat)
-          Potong mulut gelas menggunakan gunting hingga menjadi gelang
-          Gelas yang telah dipotong, lalu digunting bagian badannya sampai kedasar. Potongan berjumlah 8. Potongan ini akan dijadikan sebagai kelopak bunga.
-          Setiap potongan ditarik ke belakang gelas  dan disisipkan potongan gelang yang berasal dari mulut gelas ke salah satu kelopak, kemudian di hekter.
-          Selanjutnya potongan gelas lain disambung melalui gelang-gelang hingga membentuk tirai bunga.
-          Lalu cat tirai sesuai dengan warna kesukaan.

·         KINCIR-KINCIR
-          Pertama, siapkan alat dan bahan (kayu, sampah gelas pelastik, dan paku payung, bila perlu cat)
-          Gunting bagian pinggir dari gelas pelastik, sehingga mengembang.
-          Lubangi bagian tengah dari gelas pelastik.
-          Lalu, tempelkan menggunakan paku payung, jangan terlalu dalam.
-          Jika ingin, bisa di hias menggunakan cat.

PELAKSANAAN
·         PERTEMUAN I (tanggal  16 april 2015)
            Pertemuan dilakukan selama 60 menit, pertama kelompok akan memperkenalkan diri dahulu, selanjutnya memperkenalkan tujuan kelompok membuat rancangan pembelajaran ini. Lalu kelompom mendemonstrasikan hasil daur ulang yang telah dibuat sebelumnya.
·         PERTEMUAN II (tanggal 17 april 2015 )
            Pertemuan dilakukan selama 60 menit, kelompok dan para peserta didik bersama sama membuat kerajinan dari sampah gelas pelastik. Diharapkan anak-anak mampu mencerna proses pembelajaran yang telah diajarkan.
·         PERTEMUAN III (tanggal 18 april 2015)
            Anak-anak selanjutnya bisa membuat kerajinan dari bahan sampah gelas pelastik dengan mandiri. Lalu kelompok melihat apakah anak-anak tersebut mampu membuat kerajinan tangan. Untuk memberi penguatan, kelompok akan memberikan reward pada anak yang mampu membuat hasil kerajinan yang paling baik.
DANA
·         TRANSPORTASI
Menggunakan kendaraan masing-masing

·         REWARD
Alat Tulis (di pertemuan III)                                      Sumbangan
Makanan Ringan (pertemuan I dan II)                                   15.000 x 2 = 30.000
Total                                                                                                 30.000
 HASIL
·         Diharapkan anak mampu membuat kerajinan dari gelas pelastik, mengembangkan kreativitas dalam sebuah karya, memiliki kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan serta mampu mengurangi intensitas pada permainan game online.