Sunday, June 15, 2014

Skenario Tuhan Tentang Iblis

Mungkin sebagian pembaca akan mencerca atas logika berfikir saya yang aneh ini. Bahkan bisa jadi menuduh saya sesat. Orang saya berfikir diluar cara orang pada umumnya (Think out of the box). Tetapi tidak sedikit orang yang setuju dengan apa yang saya ungkapkan ini. Saya pun sering membahas masalah ini dengan orang-orang tertentu yang saya anggap tidak akan sesat hanya dengan berdiskusi. Mari kita ikuti logika ini dengan penuh kehati-hatian. Ingat, jagalah iman dan ketakwaan kepada Allah Swt dalam segala kondisi.

Saya menyajikan sebentuk skenario Allah betapa memang film yang dibuat oleh-Nya harus jadi. Film itu sangat kolosal, mencatut Iblis dan kita sebagai pemerannya. Kita sebagai pemeran utama atau bisa dibahasakan sebagai lakon, sedangkan Iblis dan sekutunya sebagai pemeran antagonis. Kita harus patuh pada naskah, dan tidak boleh melanggarnya. Di sini saya hanya menyuguhkan tiga skenario yang bisa dijadikan pembaca sebagai tema untuk berfikir tentang kita dan segala macam rencana baik Allah untuk umat-Nya.

1. Skenario pertama, Iblis lengser
Jauh sebelum Adam diciptakan, seorang jin hidup bersama malaikat yang bernama Azazil atau Lucifer. Ia selama itu telah menjadi pemimpin bagi para malaikat. Entah memang diperintah atau ia yang merasa menjadi pemimpin, Wallahu a’lam

Saat itulah kekhalifahan alam untuk sementara dipegang olehnya. Ini berdasarkan yang bisa saya tangkap dari alur itu. Kecuali pembaca memiliki referensi yang lebih OK tentang khalifah saat itu, boleh memperkaya buku ini.

Hingga datang perintah Allah Swt yang berbunyi ‘wa idz qaala rabbuka lil malaikati inni ja’ilun fil ardhi khalifah’, tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, sesungguhnya aku akan menciptakan khalifah di muka bumi. Tentu saja Azazil yang sudah mapan dalam pemerintahannya kemudian protes. ‘kalau ada pemimpin lain selain aku, lha terus aku mau dikemanain? Aku mau dijadikan apa? Demikian kira-kira statemennya.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah. Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Qs Al Baqarah : 30)

Dalam persepsi saya, Azazil yang tadinya sebagai pemimpin adalah orang yang paling taat kepada Allah Swt. Malaikat pun tahu bahwa Azazil memang mendapatkan perlakuan lebih dari Allah. Nah, mungkin ia akan diberikan tugas yang lebih berat dari sebelumnya. Semuanya tentu saja demi berjalannya skenario Allah untuk makhluknya yang bernama jin dan manusia. Disini diperintahkan kepada Azazil yang kemudian berganti nama menjadi Iblis untuk menjadi makhluk yang berperan antagonis. Ada pendapat lain?

Disini saya ingin mengajak diri saya sendiri dan pembaca untuk tidak mudah menyalahkan orang lain setelah menyelesaikan membaca buku ini. Dengan bercermin kepada Iblis, insya Allah kita bisa semakin memperdalam iman kepada Allah Swt.

Intinya Allah memiliki skenario yang harus dan harus terjadi. Allah membuat film maha kolosal yang harus jadi. Dan hal ini tidak bisa dihalangi oleh siapun jua. Jadi Allah menciptakan manusia sebagai pemegang jubah kekhalifahan di muka bumi ini. Tetapi apakah benar Adam As menggantikan Azazil yang lengser? Wallahu a’lam bishawab. Hanya Allah yang tahu.

2. Skenario kedua, Iblis tidak ingin menyembah selain Allah
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”. Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (Qs Al baqarah : 31-32)

Disini kalau boleh menilai, sebenarnya Allah curang. Bagaimana yang lain (para malaikat) bisa tahu nama-nama benda itu kalau yang diajari hanya Adam dan yang lain tidak?. Ya tentu saja Adam yang jagoan dan kelihatan paling cerdas. Tetapi apapun permainannya ada beberapa pelajaran yang bisa kita petik dari peristiwa ini. Pertama, Allah Maha Berkehendak sehingga ketika iradah-Nya dilancarkan, tak akan ada yang bisa menghalanginya. ‘Idza ara syaian an yaqula lahu kun fayakun’ , Apabila menghendaki sesuatu, Dia hanya berkata jadilah, maka jadilah. Kedua, Allah memiliki rencana yang saya sebut dengan skenario itu, yang harus terlaksana. Apabila tidak, maka kacaulah semuanya. Dan ini sangat tidak mungkin. Ketiga, Allah telah memilih umatnya untuk peran-peran sesuai dengan yang diinginkan-Nya. Semuanya diperuntukkan bagi hamba-hamba-Nya dari golongan Manusia dan Jin. Keempat, Allah ingin membuktikan bahwa Dia menciptakan mati dan hidup ini memang untuk ujian. Siapakah yang paling baik amalnya (Al Mulk : 2). Kelima, Allah ingin menunjukkan kekuasaannya yang tak terbatas. Sehingga jin dan manusia sebagai obyek dari ketentuannya harus patuh dan berterima kasih kapada-Nya.

Untuk meyakinkan tentang kebenaran argumentasi saya ini, berikut dipaparkan ayat lanjutan dari peristiwa dipilihnya Adam sebagai khalifah yang kemudian berdampak pada pemberian stempel ‘laknat bagi Iblis’. Allah memiliki rencana agar bumi yang telah diciptakan akan segera bisa dihuni dan permainan segera dimulai.

Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?” (33), Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (Qs Al Baqarah 33 dan 34).

Di lain kesempatan lalu Adam As menegor Iblis yang tidak mau bersujud kepadanya. Iblis pun menjawab bahwa dirinya hanya menyembah kepada Allah Azza Wa Jala dan tidak mungkin menyembah kepada selain Allah. Apapun alasannya, sepertinya yang dikatakan Iblis mendekati kebenaran. ‘Ia hanya bersujud dan menyembah kepada Allah Swt’. Kata sujud baginya bukan penghargaan, tetapi penyembahan kepada selain Tuhannya, Allah. Dari obrolan dengan Rasulullah Saw pun kita bisa menilai betapa Iblis sebenarnya makhluk yang sangat taat kepada perintah Allah Swt. Saya tidak perlu berfikir apa latar belakang dan tendensi dari Iblis dalam mematuhi perintah Allah itu, tetapi kenyataannya Dia memang sangat taat kepada perintah Allah yang Maha Mulia. Lagian Iblis tidak diperintahkan oleh Allah untuk bersujud kepada Adam. Bukankah yang diperintah hanyalah para malaikat? Sedangkan Iblis bukanlah malaikat, karena ia dari golongan jin.

Kalau tidak, mengapa Ia yang ahli strategi mau membuka semua rahasianya kepada musuhnya?. Jadi skenario kedua adalah bahwa Iblis tidak mau menyembah kepada selain Allah agar sandiwara Allah berjalan.

3. Skenario Ketiga, Adam As harus mengembangkan keturunan di bumi
Dan Kami berfirman: “Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang dzalim (35). Lalu keduanya digelincirkan oleh seitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” (Qs Al Baqarah : 35-36)

Pembaca, Nabi Adam As dan Siti Hawa istrinya oleh Allah diizinkan untuk berbuat semaunya yang mungkin termasuk nungging, berlarian atau apa saja, kecuali memakan buah ‘Khuldi’. Disisi lain nampaknya Allah juga menagih kesediaan Iblis untuk memeperlancar skenario yang telah ditetapkan-Nya. “Iblis, Kamu sudah tahu apa yang harus Kamu lakukan?,” demikian kira-kira pertanyaan Allah kepada Iblis. Sebagai hamba yang taat Iblis mengiayakannya, sami’na wa atha’na
Bertahun-tahun, berpuluh-puluh tahun, bahkan mungkin beratus-ratus tahun Iblis tidak mampu memperdaya Adam untuk melanggar aturan dari Allah tadi. Berbagai cara telah ditempuhnya. Apapun sudah dilakukan agar Adam dan Hawa mau memakan buah Khuldi itu. Tetapi hasilnya nihil, sampai kemudian Iblis melaporkan kepada Allah tentang kegagalannya itu. Isu keabadianlah yang kemudian diajarkan Allah kepada Iblis untuk merayu Adam. Disini rupanya skenario Allah mulai bergerak. Abadi membuatnya sebagai manusia sangat ingin mendapatkannya, sehingga tanpa disadari Adam dan Hawa telah melanggar larangan Allah memakan buah Khuldi. Diusirlah mereka dengan dipisahkan dalam jarak yang sangat jauh.

Pembaca, menurut yang saya dengar dari beberapa guru saya, bahwa di surga tidak ada kehamilan dan melahirkan. Seandainya Iblis tidak berhasil membujuk Adam dalam melanggar ketentuan-Nya, dan Adam tidak memakan buah Khuldi itu, pertanyaan saya “Apakah kita akan ada di dunia ini? Apakah Muslih, SBY atau siapa saja akan ada di dunia ini? Apakah sekenario Allah akan jalan? Silakan dijawab sendiri. Saya yakin tidak mungkin. Karena surga adalah tempat bersenang-senang dan ganjaran atas ketaatan makhluk kepada Tuhannya.

Jadi skenario ketiga, Iblis harus berhasil dalam membujuk Adam. Kalau tidak berhasil resikonya, proses pembuatan film kolosal Allah macet. Kehidupan di bumi hampa karena Adam dan anak cucunya tak kunjung datang. Bisa jadi Iblis mendapat murka dari Allah Swt hehehehe… Menurut pembaca gimana?

4. Burung Meraknya Malaikat
Ini tentang Iblis dan latar belakang jatidirinya yang sebenarnya. Sebagaimana sedikit diurai di depan, sebelum Allah Swt menciptakan Adam As, makhluk Allah yang memakmurkan bumi-Nya ini adalah bangsa jin. Akan tetapi, karena mereka senantiasa melakukan perbuatan durhaka, bersifat kufur dan fasik, maka Allah ingin membersihkan serta mensucikan kembali bumi-Nya, dari mereka (para jin) dan tidak menyisahkan satu pun dari mereka.

Namun para malaikat yang bertugas mengitari bumi memohon syafaat kepada Allah bagi salah satu jin yang bernama ‘Azazil. Mereka berkata bahwa ‘Azazil tidak pernah berbuat kufur sebagaimana jin yang lain. Bahkan ia menyembah Allah dengan ikhlas’.

Kemudian Allah yang Maha Mengetahui tentang bumi, apa dan siapa saja yang pantas (layak) berada didalamnya, memerintahkan kepada para malaikat mengangkat ‘Azazil untuk hidup ditengah-tengah mereka. Maka sejak itulah hiduplah ‘Azazil diantara para malaikat. Namun dia sempat menyombongkan diri pada mereka dengan ilmu dan ibadahnya.

Para malaikat menyembah Allah Ta’ala sesuai dengan kodrat ciptaan-Nya, dan mereka tidak mengetahui apa pun, kecuali apa yang telah diajarkan Allah kepada mereka. Sedangkan ‘Azazil, ia adalah mukallaf (yang dibebani dengan hukum) dan menyembah Allah atas dasar kesadaran untuk berbuat taat kepada-Nya. Ia pun mengetahui ilmu-ilmu yang juga diketahui oleh makhluk Allah lainnya yang berketurunan serta berkembang biak melalui perkawinan, nafsu syahwat, percintaan dan sebagainya. Oleh sebab itu, maka ‘Azazil mendapat sebutan “(burung) meraknya malaikat”.

Friday, June 13, 2014

Ketertarikan Interpersonal: Persahabatan dan Cinta


TEORI
Ketertarikan Interpersonal : Pertemanan dan Cinta

Apakah anda sedang jatuh cinta? Atau ada pernah mengalami yang namanya jatuh cinta?. Hubungan pertemanan dan cinta adalah dua fenomena sosial yang sangat kuat yang dekat dengan hidup manusia. Karena itulah hubungan pertemanan dan cinta telah menjadi salah satu topik penting yang sering dibahas para psikolog sosial. Kami akan membahas hal-hal yang memengaruhi persepsi kita atas sesama kita, peran proses atribusi dalam persepsi seseorang, kualitas orang lain yang menarik bagi kita, dan faktor-faktor yang berperan dalam mempertahankan hubungan pribadi.

“Chemistry” pada Cinta dan Ikatan Sosial
Bicara tentang 'chemistry', kita biasanya mengacu pada perasaan seseorang, bagaimana proses seseorang untuk jatuh cinta, sesuatu yang sangat kuat namun tidak dapat disentuh jari kita. Sebagian besar penelitian mengatakan bahwa ada zat kimia yang sangat mempengaruhi proses 'chemistry'.
Meskipun buktinya masih belum jelas, tetapi tampak bahwa orang yang berkeringat menghasilkan hormon seks steroid, khususnya androstadien. Ketika perempuan menghasilkan hormon ini saat bersama laki-laki, mood mereka menjadi baik dan bagian pada otak yang terlibat dalam emosi diaktifkan. Tidak jelas apakah hormon seks memiliki efek cukup kuat untuk mempengaruhi daya tarik seksual, tetapi studi-studi awal menunjukkan kemungkinan itu.
Ada bukti lebih kuat bahwa bahan kimia peptida ditemukan di otak dan aliran darah, oksitosin memainkan peran penting dalam menciptakan ikatan cinta, apakah itu antara orangtua dengan anak atau antar pasangan romantis. Kedekatan dan sentuhan fisik melepaskan oksitosin di otak. Oksitosin akan menciptakan ketenangan, keamanan, dan kesejahteraan, dan mengurangi respon dari cabang saraf pusat dan perifer dari sistem saraf untuk menekan respon fisik dan emosi positif yang dapat dikondisikan pada orang lain dan menghasilkan ikatan antara dua orang. Selain itu, hal positif yang ditimbulkan oleh oksitosin membuat orang melakukan pendekatan fisik lebih lanjut, yang nantinya akan memperkuat ikatan. Jadi, bagian dari apa yang kita alami sebagai cinta tampaknya berawal dari suatu bahan kimia yang menenangkan otak, tubuh dan mood.

Karakteristik Orang Lain dalam Ketertarikan Interpersonal
Karakteristik Serupa dan Saling Melengkapi.
Dalam hal daya tarik interpersonal, apakah Anda lebih tertarik pada seseorang sebagai teman atau kekasih yang mirip dengan Anda dalam banyak cara atau sangat berbeda dari Anda? Umumnya, kemiripan adalah daya tarik yang sangat penting. Kita akan cenderung sangat tertarik pada orang yang memiliki kesamaan dengan kita baik hobi, sikap maupun minat. Meskipun demikian, perbedaan juga dapat menjadi menarik. Perbedaan disini yaitu karakteristik yang berlawanan dengan karakteristik yang kita miliki. Perbedaan ini akan memiliki daya tarik bila karakteristik yang berlawanan ini dapat melengkapi karakteristik kita atau cocok dengan salah satu karakteristik kita.
mungkin Anda tertarik dengan orang-orang yang menyukai bidang olahraga, nutrisi, dan filsafat karena Anda juga tertarik ke dalam hal tersebut. Sangat menyenangkan untuk memiliki seorang teman yang cocok dengan Anda, yang mengajak anda untuk mengatur cara makan yang sehat, dan yang berbagi pengalaman, mendiskusikan hal-hal yang berbau filosofis dengan anda.Kesamaan sangat penting dalam daya tarik. kita cenderung paling tertarik pada orang-orang yang memiliki nilai-nilai yang sama, kepentingan, dan sikap.
Namun, hal-hal yang berlawanan dengan diri seseorang  juga bisa menjadi hal yang menarik bagi sebagian orang. Kadang-kadang daya tarik orang-orang seperti kita adalah murni erotis. Tetapi hal yang berlawanan juga menarik ketika itu mampu melengkapi karakteristik yang berlawanan dengan orang lain, atau "cocok" dengan kita. Mungkin menyukai pendengar yang baik yang bisa bergaul dengan orang-orang yang banyak bicara dibandingkan dengan mereka yang sama-sama pendiam. mungkin memiliki pasangan yang outgoing di pertemuan sosial membuat segalanya lebih mudah dan lebih menyenangkan! sama, orang yang dominan mungkin lebih memilih orang yang penurut, dan orang yang suka "mengurus" orang lain mungkin lebih suka seseorang yang lokes harus diurus.
Ketika ada seseorang yang menyukai kita namun karakteristiknya berlawanan dengan diri kita, maka kondisi ini juga dapat menimbulkan daya tarik. Akan menyenangkan bila kita disukai oleh seseorang yang justru berbeda dengan kita. Tetapi yang perlu diingat bahwa karakteristik yang berlawanan bisa menjadi tidak menarik dalam hubungan pribadi. Contohnya, orang yang religius tidak akan tertarik pada orang-orang yang menghina agamanya.
Kompentensi dan “Ideal Self” Kita
Kita akan cenderung lebih tertarik pada orang yang ahli/ berkompeten daripada orang yang tidak berkompeten. Kemampuan intelegensi, kekuatan, kemampuan sosial, pendidikan, dan-lain-lain, umumnya dianggap sebagai suatu daya tarik. Tetapi orang yang terlihat terlalu kompeten/ ahli akan kehilangan daya tariknya, karena kita merasa tidak nyaman bila dibandingkan dengannya. Elliot Aronson dan rekannya melakukan percobaan yang menunjukkan bahwa yang terbaik untuk menjadi sedikit sempurna. peserta mendengarkan salah satu dari empat kaset dari orang-orang yang mencoba untuk menjadi anggota tim kuis dari universitas mereka . dua orang mendapat  lebih dari 90 % yang benar pada pertanyaan-pertanyaan sulit yang digambarkan sebagai siswa kehormatan , atlet , dan orang-orang yang aktif dalam kegiatan siswa . dua lainnya menjawab 30 % dari quetions corretly dan digambarkan sebagai rata-rata. Pada akhir rekaman itu, salah satu siswa yang unggul dan salah satu siswa rata-rata melakukan kesalahan – masing-masing menumpahkan secangkir kopi pada dirinya sendiri . Salah satu dari kelompok ini menurut anda mana peserta yang dinilai sebagai yang paling menarik ? Mahasiswa unggul yang melakukan blunder itu dinilai sebagai yang paling menarik dari semua
Kita umumnya cenderung tertarik pada orang yang memiliki kualitas yang baik dan sama . bahwa kita idealnya ingin memiliki-orang yang mirip dengan"diri ideal”kita. Di sisi lain, kita cenderung menyukai orang-orang yang tidak terlalu sempurna karena kita cenderung tidak seperti orang-orang yang dekat dengan diri ideal kita.

1.      Self  Disclosure
Kita cenderung untuk menyukai orang yang mempercayakan curhat nya pada kita, dan mengungkapkan informasi pribadi, mungkin karena itu menandakan kedekatan dan keinginan. Sebuah meta-analisis studi ke fenomena ini terdokumentasi dengan baik menemukan bahwa lebih intim pengungkapan itu, semakin besar keinginan itu.  Ada spekulasi bahwa secara online self-disclosure melalui internet mungkin menjadi faktor penting dalam pengembangan persahabatan remaja saat ini.
Persahabatan dapat dikembangkan menggunakan media sosial terutama bagi mereka yang tidak mengembangkan hubungan sosial dengan cara lain, tetapi ada konsekuensi potensial, juga. Orang-orang banyak tampaknya merasa bahwa mereka dapat mengungkapkan lebih "nyata diri" mereka melalui SMS, tetapi mereka cenderung kesepian dan lebih cemas sosial, dan memiliki jaringan sosial yang lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang berbicara dengan teman-teman. orang-orang dengan keterampilan sosial yang lebih miskin lebih mungkin untuk mempersiapkan interaksi sosial online karena lebih aman, tetapi mereka kemudian lebih mungkin untuk mengembangkan penggunaan kompulsif, dengan konsekuensi negatif.


2.      Physical Attractiveness
Walaupun  bervariasi oleh budaya, pada umumnya orang cenderung lebih tertarik kepada orang-orang secara fisik cantik tidak hanya kita suka orang-orang cantik lebih, ada juga "efek halo" - kita cenderung berpikir orang-orang cantik lebih bagus, lebih baik disesuaikan, lebih seksual dan lebih cerdas. tidak hanya daya tarik fisik penting, tetapi juga tampaknya menjadi faktor yang paling penting pada tahap awal dari daya tarik. ini didasarkan pada keputusan, juga. Penelitian menunjukkan bahwa kita memutuskan apakah wajah seseorang yang menarik di bawah 13 milliseconds.di sebuah studi klasik, Elaine Walster dan rekan secara acak dipasangkan laki-laki dan perempuan kuliah mahasiswa untuk kencan buta. mereka dinilai tarik fisik masing-masing siswa dan memberinya atau dia tes untuk mengukur sikap, kecerdasan, dan karakteristik kepribadian. setelah kencan buta, para siswa diminta berapa banyak mereka menyukai satu sama lain dan apakah mereka dimaksudkan untuk pergi keluar pada tanggal lain dengan satu sama lain. variabel sangat penting dalam menentukan daya tarik fisik adalah daya tarik lebih daripada kecerdasan, kepribadian, dan sikap. pasangan yang paling mungkin untuk saling menyukai cukup baik untuk melanjutkan kencan adalah orang-orang di mana kedua, pria dan wanita yang dinilai satu sama lain menarik.
Characteristic of the Perceiver
kita  telah mencatat beberapa kualitas orang-orang yang membuat lebih atau kurang daya tarik kepada kita.tetapi, dibutuhkan yang menjadi teman atau jatuh cinta.apakah kita bagian dalam persepsi orang? Apakah karakter kita mempengaruhi persepsi seseorang?
1.      Personality and Interpersonal Attraction.
Disini adalah ciri-ciri dari bukti kepribadian, yang menggambarkan bagaimana kita adalah dari waktu ke waktu, mempengaruhi persepsi orang contoh,sebagai contoh saya dan wanita yang tingkat tinggi  dari dalam sifat cenderung untuk tidak menikah atau, jika mereka menikah, untuk menjadi bahagia dalam pernikahan. mereka mungkin akan mengejutkan Anda akan mempelajari bahwa menikah sangat dipengaruhi oleh hereditas.bagaimana bisa sesuatu sebagai perkawinan seperti manusia dipengaruhi oleh gen manusia itu sendiri? jawabnya tampak bahwa gen mempengaruhi kepribadian dan kepribadian pengaruh jadi menikah atau tidak.
2.      Emotion and Person Perception
Disini bahwa suasana hati kita pada saat kita bertemu seseorang mempengaruhi persepsi orang.emosi positif yaitu daya tarik yang lebih besar kepada orang lain daripada emosi negatif yang kita lakukan.W illiam Griffith dan Russell Veitch punya berita radio yang disiarkan sebenarnya direkam Beforehand  kepala peserta siaran menyedihkan dan mendengarkan setengah berita.setelah itu, mendengar berita sedih yang dilakukan seperti orang asing yang mereka temui percobaan serta yang dilakukan orang-orang yang mendengar Studi baik berita. dirancang oleh Josep Bower Forgas dan Gordon dikonfirmasi dalam penemuan mereka,mereka ini juga menemukan bahwa kita lebih mampu mengingat informasi positif  tentang orang lain ketika kita bertemu dia. sementara kita berada dalam suasana hati yang baik, dan sementara kita berada dalam efek mood yang buruk. suasana persepsi hati orang mungkin, kemudian menjadi relatif abadi.
3.      Gender Differences in Interpersonal Attraction.
Sekarang,sebagian besar wanita dan pria merasa bahwa jatuh cinta diperlukan untuk pernikahan. tidak berarti bahwa laki-laki dan perempuan jatuh cinta untuk semua sama alasannya,bagaimanapun bukti jelas bahwa perempuan lebih menekankan pada pasangan romantis mereka intelegence, karakter, pendidikan, satatus kerja, ambisi, dan pendapatan kepada seorang laki-laki.disini kualitas tidak penting untuk pria, tapi mereka relatif lebih penting untuk wanita.kedua jenis kelamin sama-sama memiliki nilai rasa humor dan kepribadian yang menyenangkan dalam hubungan romantis, tetapi pria menempatkan penekanan yang jauh lebih besar pada daya tarik fisik daripada wanita.menariknya,disini hasil yang sama telah ditemukan dalam generasi yang berbeda di Amerika Serikat dan di sejumlah budaya.
Penting untuk diingat, bagaimanapun, bahwa hal ini bervariasi antara anggota gender.mungkin kedua yang paling mencolok tentang persepsi orang adalah bahwa orang yang berbeda sering tampaknya akan menggunakan persamaan berbeda! Apakah karakteristik dianggap positif atau negatif dan berapa berat yang akan membawa persepsi orang berbeda dari individu ke individu
4.      Proximity.
penyebab penting, yang tidak sangat romantis, tarik-menarik adalah kedekatan, atau keramahan orang yang tinggal di sebelah Anda yakin bahwa orang-orang yang tinggal jauh.pastinyamemiliki Pendekatan fisik dan meningkatkan interaksi, dan paparan orang-orang cenderung menyukai peningkatan.
5.      Mutual Liking
Satu alasan tampaknya ini menjadi begitu disukai adalah bahwa seseorang benar-benar membuat Anda tampak lebih menarik secara fisik, terutama jika nafsu sedikit dilempar,kamu telah mendengar orang yang mengatakan bahwa seseorang lebih indah bila cinta dan itu benar.
Alasan lain yang menyukai cenderung mengarah pada keinginan adalah bahwa Anda lebih baik untuk orang-orang yang Anda suka, dan menjadi lebih baik membuat Anda lebih menarik bagi mereka. mendukung dan pujian merasa baik, dan kami ingin si pemberi lebih baik karena telah memberikan mereka kepada kami. seperti yang Anda duga, ada batas-batas tentang dampak pujian dan nikmat. jika mereka berlebihan, dan terutama jika orang lain menganggap Anda tidak tulus dan memiliki motif egois untuk memberi mereka, pujian dan hadiah tidak akan menyebabkan peningkatan keinginan dan mungkin bahkan mengurangi keinginan tersebut.
HUBUNGAN AKRAB
1.      Expectations Versus Reality in Relationship
Bahkan anda tahu seseorang dengan baik sebelum memulai hubungan yang serius perbedaan antara harapan dan kenyataan bisa menjadi masalah .
ada berbagai jenis hubungan cinta , bervariasi oleh kekuatan relatif dari masing-masing komponen , dan pengalaman kami bervariasi selama hubungan , tetapi hubungan yang paling memuaskan ketika mitra pertandingan mereka . satu sumber umum dari harapan yang tidak terpenuhi adalah pergeseran diprediksi dari gairah cinta untuk pendamping cinta .
jika salah satu atau kedua pasangan tidak mengharapkan cinta yang penuh gairah untuk berubah, realitas pencampuran gairah cinta menjadi pendamping cinta bisa sulit . tetapi jika kedua pasangan benar-benar menginginkan hubungan jangka panjang ( banyak orang tinggal dalam hubungan selama gairah cinta tetap , kemudian meninggalkan perasaan tidak terpenuhi atau sakit ) dan kekecewaan yang sering mengelilingi berkurangnya cinta romantis ditangani dengan kasih sayang di kedua sisi , pasangan biasanya dapat mengelola transisi .
Akhirnya , harapan tentang hubungan cinta dapat gagal untuk mencocokkan realitas , karena mitra perubahan dari waktu ke waktu .
2.      Equity in Relationship
Hubungan lebih mungkin untuk bertahan ketika hal-hal baik yang kita berikan kepada pasangan kita adalah hampir sama dengan apa  pasangan kita memberikan hal-hal yang baik juga .disini memberikan satu sama lain sangat banyak dan bervariasi .
gagasan umum bahwa hubungan abadi adalah orang-orang di mana pasangan memberi dan menerima dalam proporsi yang sama telah dibakukan dan diperbaiki oleh psikolog sosial .Teori ekuitas menyatakan bahwa pasangan akan merasa nyaman dalam hubungan mereka hanya ketika rasio antara kontribusi mereka dirasakan dan manfaat yang sama
Teori ekuitas sering diringkas dengan persamaan sebagai berikut ;
 

ada dua hal penting untuk melihat di persamaan teori ekuitas. Pertama, manfaat yang dua orang menerima satu sama lain tidak harus sama , tetapi rasio antara manfaat dan kontribusi mereka harus sama. kedua bahwa persamaan ini ditulis dalam hal manfaat yang dirasakan dan kontribusi. satu-satunya orang yang bisa menilai dia adalah memberi dan menerima orang itu sendiri.

Pengantar Psikologi Sosial


DEFENISI PSIKOLOGI SOSIAL
Psikologi sosial adalah cabang dari ilmu psikologi yang mempelajari interaksi individu dengan individu lainnya atau kelompok. Psikologi sosial dianggap sebagai studi yang interdisipliner, dikarenakan terdapat unsur sosiologi dalam pendekatannya. Pendekatan yang dilakukan para psikolog melalui perspektif psikologi sosial berfokus pada individu dan mencoba menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku individu dapat dipengaruhi oleh orang lain. Tidaklah tepat untuk mempelajari perilaku manusia sebagai suatu entitas yang berdiri sendiri. Kita harus pula mengkaji psikologi individu dari konteks sosial lingkungan tempat ia tinggal / dibesarkan.

KELOMPOK DAN PENGARUH SOSIAL
Salah satu efek dari menjadi salah seorang dari sebuah kelompok sosial / grup :
1. Deindividuation
Adalah keadaan dimana orang yang berada didalam suatu kelompok sosial / grup merasa bahwa ia tidak dikenali dan tidak teridentifikasi, maka ia tidak begitu khawatir terhadap pandangan orang sekeliling nya terhadap tingkah laku nya (Zimbardo, 1969). Ada sesuatu hal di dalam suatu kelompok sosial / grup yang bisa merubah seseorang yang tidak mempunyai nyali untuk membunuh, namun saat berada didalam grup tertentu maka nyali tersebut bisa muncul (Postmes & Spears, 1998). Semakin besar kerumunan, maka kecenderungan seseorang untuk merasa tidak dikenali dan tidak teridentifikasi semakin besar pula.

2 Uninvolved Bystanders
Adalah keadaan dimana orang yang saat diposisikan dalam suatu grup yang tidak terstruktur maka akan mengalami diffusion of responsibility, yaitu perasaan berkurangnya rasa tanggung jawabnya untuk melakukan hal yang benar dikarenakan terpengaruh oleh anggota grup lain yang tidak melakukan apa- apa. Namun para psikolog sosial tidak melihat hal ini sebagai kualitas individu yang tidak baik, melainkan sebagai suatu fenomena psikologi yang umum. Latane dan Darley (1970) beranggapan bahwa berada disuatu tempat bersama orang lain mempengaruhi persepsi kita terhadap suatu masalah dan rasa tanggung jawab kita untuk menolong.  Saat kita menyaksikan suatu kejadian, kita memperhatikan terlebih dahulu apakah orang disekitar kita merasa bahwa hal itu adalah sebuah masalah. Jika tidak ada yang berusaha untuk memberikan pertolongan, maka rasa tanggung jawab kita untuk menolong akan berkurang.
3. Berkerja sama dan memecahkan masalah bersama – sama didalam suatu grup
Dalam suatu kasus tertentu, keberadaan seseorang didalam suatu grup bisa meningkatkan kinerja dirinya. Fenomena ini sering disebut dengan social facilitation. Namun dalam kasus tertentu pula, bekerja didalam suatu kelompok bisa menurunkan kinerja seseorang, saat penilaian dilakukan terhadap kelompok bukan perseorangan. Fenomena ini sering disebut dengan social loafing. 2 variabel yang mempengaruhi social loafing adalah (1) Seberapa banyak orang yang ada didalam grup, dan (2) Bagaimana tugasnya itu sendiri. Semakin besar suatu grup, semakin sedikit usaha yang dikeluarkan individu didalam kelompok untuk menyelesaikan tugasnya.
Berada didalam suatu grup atau berada disekeliling orang- orang mampu mengaktifkan sistem saraf simpatik. Beberapa tugas/ hal yang dilakukan bisa berjalan lebih baik dengan dorongan sistem saraf simpatik yang sedikit, namun ada juga yang dapat menjalankan tugas lebih baik saat besarnya dorongan dari sistem saraf simpatik (Zaronc, 1965).
Dorongan dari sistem saraf simpatik ini bisa juga menyebabkan choking sensation. Fenomena ini dapat terjadi saat seseorang berada didalam suatu kondisi yang tertekan dikarenakan akan melakukan hal yang dirasanya sangat penting, namun menjadi gugup akibat banyaknya orang disekitarnya (Baumeister, 1984). Bahkan seseorang yang sudah sangat terlatih bisa mengalami sensasi ini. Saat melakukan hal yang sudah rutin ia lakukan, namun dikarenakan terlalu fokus terhadap hal yang berusaha mereka lakukan sehingga menjadi gugup (Beilock & Carr, 2001).
4.      Konformitas, peranan sosial dan ketaatan
Para psikolog mulai mencari jawaban atas pertanyaan yang mengganggu bagaimana orang-ornag biasa dapat dipengaruhi untuk melakukan kekejaman terhadap kaum Yahudi, Gipsi, dan kaum Minorotas lainnya pada perang dunia ke II. Seberapa besar orang-orang akan mengubah prilaku mereka untuk lebih selaras dengan apa yang orang lain lakukan? Seberapa mudah orang-orang mematuhi seseorang yang memiliki wewenang? Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi apakah oranh-orang akan tahan pada pengaruh sosial? Dan pertanyaan ini masih relevan ketika kita berusaha memahami berbagai peristiwa saat ini seperti serangan kelompok yang dengki pada etnis minoritas, dan lain sebagainya. Berikut ini mengidentifikasi bagaimana manusia dipengaruhi kelompok sosial.
·         Konformitas
Konformitas adalah perubahan dalam perilaku seseorang untuk menyelaraskan lebih dekat dengan standar kelompok. Konformitas memiliki banyak bentuk dan mempengaruhi banyak aspek kehidupan seseorang. Misalnya Anak kuliah baru yang ikut dalam kelompok teman-teman yang minum-minuman keras sehingga menyebabkannya menjadi peminum, meskipun ia mungkin tidak pernah menjadi peminum sebelumnya.
Meskipun konformitas memiliki beberapa konotasi yang tidak menyenangkan tapi tidaklah keseluruhannya menjadi pengaruh yang buruk. Menyelaraskan dengan aturan dan peraturan memungkinkan masyarakat berjalan dengan lancar. Bayangkan bagaimana kacaunya jika orang-orang tidak menyelaraskan diri dengan norma sosial.
Penelitian konformitas dari Asch
Bayangkan anda berada pada situasi ini: anda memasuki ruangan dengan lima orang duduk mengitari sebuah meja. Seseorang dengan jubah putih laboratorium memasuki ruangan dan memberitahukan bahwa anda akan ikut dalam sebuah eksperimen mengenai keakuratan perceptual. Kelompok diperlihatkan dua kartu, kartu pertama berisi hanya satu garis vertical, dan kartu kedua berisi tiga garis vertical yang berbeda-beda. Tugas anda adalah menentukan mana dari ketiga garis pada kartu kedua memiliki panjang yang sama dengan garis pada kartu pertama. Anda melihat dan berfikir sudah jelas mana garis yang sama.
Yang tidak anda ketahui adalah orang lain dalam ruangan tersebut adalah sekutu yang berarti mereka bekerja untuk eksperimenter. Pada percobaan pertama setiap orang sepakat garis mana yang sama. Kemudian percobaan keempat, setiap orang memilh garis yang salah. Sebagai orang terakhir yang membuat pilihan anda mengalami dilema. Apakah menuruti apa yang anda lihat atau menyelaraskan dengan apa yg dikatakan orang sebelumnya. Menurut anda, bagaimana anda akan menjawab?
Solomon Asch melakukan eksperimen klasik mengenai konformitas (1956) ia meyakini sedikit dari subjek penelitiannya akan tunduk dengan tekanan kelompok. Untuk menguji hipotesisnya, Asch menginstruksikan sekutu untuk memberikan jawaban yang salah pada 12 dari 18 percobaan. Hal yang mengejutkannya Asch menemukan bahwa para subjek penelitian menyelaraskan dengan jawaban yang salah sebanyak 35persen. Penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan untuk menyelaraskan kuat. Mengapa kita mau menyesuaikanbahkan ketika dihadapkan dengan informasi yang jelas? Para psikolog telah menangani pertanyaan ini dengan baik.
Beberapa faktor meningkatkan kemungkinan konformitas dengan kelompok:
1.      Ukuran kelompok.
 Konformitas akan meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok. Semakin besar kelompok tersebut maka akan semakin besar pula kecenderungan kita untuk ikut serta, walaupun mungkin kita akan menerapkan sesuatu yang berbeda dari yang sebenarnya kita inginkan.
2.      Kesepakatan kelompok.
Kebulatan suara (Unanimity) Kelompok yang sepakat mendatangkan penyesuaian yang lebih besar dari para anggota, dibandingkan kelompok yang tidak bulat suaranya. Kehadiran suatu hal berbeda atau menyimpang memudahkan anggota lain untuk tidak menyesuaikan diri
3.      Budaya dan konformitas
Percobaan Solomon Asch menunjukkan bahwa konformitas terjadi dalam semua budaya, namun orang – orang yang berasal dari budaya individual yang menekankan perhatian pada kesejahteraan individu kurang melakukan konformitas dibandingkan dengan orang – orang dari budaya kolektif yang menekankan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

·         Social roles and Social norms
Ketika seseorang bekerja bersama dalam kelompok, upaya dari masing-masing individu perlu dikordinasiakan untuk menghindari kekacauan. Dalam menanggapi kebutuhan ini, peran sosial dan norma-norma sosial berkembang. untuk memberikan pedoman tentang apa yang diharapkan dari kita. Peran sosial memberitahukan kita bagaimana kita berprilaku.
Untuk menyesuaikan diri dengan peran sosial kita, maka kita juga berperilaku sesuai dengan peraturan yang diucapkan maupun yang tidak diucapkan, yang dikenal sebagai norma sosial. Norma sosial dari budaya kita menjelaskan bagaimana seharusnya kita berperilaku dalam berbagai situasi.

·         Ketaatan (obedience)
Ketaatan adalaha perilaku yang patuh pada perintah eksplisit individu yang ada pada posisi berkuasa. Yaitu, kita taat ketika sosok berkuasa memerintahkan kita melakukan sesuatu dan kita melakukannya. Dalam konformitas, orang-orang mengubah pikiran atau perilaku mereka sehingga akan lebih mirip dengan orang lain. Dalam ketaatan, terdapat perintah eksplisit untuk patuh.

Penelitian klasik oleh Stanley Milgram (1963,1965)
Bayangkan bahwa, sebagai bagian dari sebuah eksperimen dalam psikologi, anda diminta untuk memberikan serangkaian sengatan listrik yang menyakitkan pada orang lain. Anda diberitahu bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dampak hukuman terhadap ingatan. Peran anda adalah menjadi ‘guru’ dan menghukum kesalahan yang dibuat oleh ‘siswa’. Setiap kali ‘siswa’ membuat kesalahan, anda meningkatkan intensitas sengatan listrikdengan jumlah tertentu.
Anda diperkenalkan pada ‘siswa’ seorang pria yang baik yang bergumam sesuatu mengenai kondisi jantungnya. Ia diikat pada ruang lain. Ia berkomunikasi dengan anda lewat intercom. Alat didepan anda memiliki 30 saklar, dengan rentang dari 15 volt (ringan) sampai 450 volt (bahaya). Sebelum eksperimen ini, anda telah diberikan sengatan listrik sebesar 75 volt untuk merasakannya.
Seiring dengan percobaan berjalan ‘siswa’ mendapatkan masalah dan tidak mampu memberikan jawaban yang benar. Haruskah anda memberikan sengatan listrik kepadanya? Seiring dengan anda meningkatkan intensitas sengatan listrik padanya, siswa berkata bahwa ia kesakitan. Pada tegangan 150 volt, ia meminta agar eksperimen dihentikan, pada tegangan 180 olt ia berteriak bahwa ia sudah tidak tahan lagi. Pada tegangan 300 volt, ia berteriak mengenai kondisi jantungnya dan memohon untuk dilepaskan. Namun, jika anda bimbang untuk memberikan sengatan listrik eksperimenter mengatakan bahwa anda tidak punya pilihan lain.
Sebelum penelitian ini milgran bertanya pada 40 psikiater bagaimana menurut mereka orang-orang berespons terhadap situasi tersebut. Para psikiater meramalkan bahwa kebanyakan ‘guru’ tidak akan memberikan sengatan listrik lebih dari 150 volt. Ternyata para psikiater salah menduga. Mayoritas ‘guru’ mematuhi eksperimenter kenyataannya hampir duapertiga memberikan sengatan listrik 450 volt.
Pria tersebut merupakan sekutu eksperimenter. Dalam penelitian milgram, siswa berpura-pura terkena sengatan listrik. Seperti yang dapat anda bayangkan para guru dalam eksperimen ini tidak nyaman memberikan sengatan lstrik pada siswa. Dalam variasi eksperimen milgran menemukan bahwa semakin banyak orang yang akan menentang dalam situasi tertentu. Ketidakpatuhan lebih lazim terjadi ketika para subjek penelitian dapat melihat orang lain menentang, ketika sosok yang berkuasa dianggap resmi dan tidak dekat, dan ketika korban terlihat lebih manusiawi.
Setelah eksperimen, mereka diberitahu bahwa siswa tidak benar-benar disengat listrik. Namun, meskipun mereka telah diberitahukan bahwa mereka sebenarnya tidak memberikan sengatan atau melukai siapapun, apakah perasaan menderita yang mereka rasakan itu etis?.

5.      The positive side of groups
Ada beberapa hal dimana seseorang tidak bisa menyelesaikannya jika bekerja sendiri.Walaupun benar bahwa jika sendirian individu akan menarik sampan lebih kuat dibandingkan bila dalam kelompok, namun kelompok yang terdiri dari empat orang akan bisa menarik sampan ke tepi dibandingkan bila menarik sendirian. Selain itu, kelompok juga dapat memberikan dukungan emosional dan kenyamanan kepada kita.


SIKAP DAN PERSUASI
Sikap adalah berbagai pendapat dan keyakinan kita mengenai orang lain, objek atau gagasan   , karena kita belajar dari orang lain dan sikap kita sering tercermin dalam perilaku kita terhadap orang lain . Psikolog sosial mendefinisikan sikap sebagai evaluasi yang mempengaruhi kita untuk bertindak dan merasa dengan cara tertentu . Definisi ini memiliki tiga komponen ; 1 . Keyakinan , 2 . Perasaan , , dan 3 . Disposisi untuk berperilaku .
1.      Origins sikap
Beberapa sikap kita berasal dari pengalaman langsung . Anak-anak yang digigit anjing kadang-kadang membawa sikap negatif terhadap anjing selama sisa hidupnya , terutama terhadap jenis anjing yang menggigit mereka . Artinya , beberapa sikap tampaknya , klasik AC . Jika saya stimulus ( misalnya , anjing peking ) dipasangkan dengan pengalaman positif atau negatif , sikap akan sama positif atau negatif ( Hofman & lain-lain , 2010)
Sikap juga kita pelajari dari mengamati perilaku orang lain . orang tua yang menerapkan sikap positif terhadap tetangga Hispanik mereka cenderung memiliki anak-anak yang memiliki sikap positif terhadap Hispanik .
2.      Persuasi dan perubahan sikap
Sikap tidak bersifat tetap , mereka bisa berubah setelah mereka telah terbentuk . Memang , tulisan-tulisan awal dikenal pada psikologi sosial adalah tentang mengubah sikap masyarakat melalui persuasi . retorika Aristoteles , yang  ditulis 2.500 tahun yang lalu , adalah sebuah esai tentang faktor-faktor yang membuat argumen persuasif ketika perdebatan orator . Iklan di radio dan televisi dan iklan di koran dan majalah yang dirancang untuk mengubah sikap Anda tentang produk sponsor ' . Pidato politik dan billboard dimaksudkan untuk membujuk Anda bagaimana untuk memilih . Amal berharap untuk membujuk Anda untuk berkontribusi. Teman-teman Anda mencoba membujuk Anda untuk membantu mereka bergerak .
Persuasi adalah bagian alami dan penting dari interaksi kita dengan anggota masyarakat lainnya . Tetapi karena konsekuensi yang berpotensi penting komunikasi persuasif. Persuasi komunikasi tidak ditentukan semata-mata oleh kualitas logis dari argumen . Logika mungkin, pada kenyataannya menjadi salah satu faktor yang paling tidak penting. Kualitas komunikasi persuasif jatuh ke dalam tiga kategori umum : karakteristik pembicara , dari komunikasi itu sendiri , dan orang-orang yang mendengarnya .
·         Karakteristik pembicara
karakteristik pembicara adalah salah satu faktor dalam menentukan seberapa persuasif komunikasi  . Ada beberapa karakteristik yang telah terbukti penting untuk persuasi . Secara umum , semakin kredibel pembicara , semakin persuasif pesan .
·         Karakteristik pesan
di samping kualitas pembicara , karakteristik pesan berdampak pada bagaimana persuasif pesan tersebut . Banyak bukti yang menunjukkan bahwa komunikasi yang membangkitkan rasa takut dapat meningkatkan komunikasi persuasif , tetapi hanya di bawah circumsrances tertentu ( mewborn & rogers , 1979) . Takut -inducing , komunikasi persuasif dapat efektif jika ( a) daya tarik emosional adalah salah satu yang relatif kuat ( tapi tidak terlalu kuat ) , ( b ) para pendengar berpikir bahwa hasil yang menakutkan ( seperti gigi busuk atau kanker paru-paru ) cenderung terjadi pada mereka , dan ( c ) pesan menawarkan cara yang efektif untuk menghindari hasil yang menakutkan ( seperti cara mudah untuk berhenti merokok ) ( Witte dan allen , 2000)
Sebuah contoh yang sangat baik dan inheren penting telah disediakan oleh psikolog beth Meyerowitz dan shelly Chaiken ( 1987) . Mereka membandingkan persuasi dari dua pesan yang dirancang untuk mendorong wanita usia perguruan tinggi untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri . Dua kelompok perempuan membaca pamflet tiga halaman yang identik. Satu kelompok membaca pernyataan berbingkai untuk menekankan keuntungan dari pemeriksaan payudara sendiri .
Dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri sekarang , Anda dapat mempelajari bagaimana payudara yang sehat normal ketika anda sudah mengetahui anda akan lebih siap untuk melihat kenyataannya , perubahan abnormal mungkin terjadi karena Anda mendapatkan hasil lain . Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri memiliki peluang peningkatan untuk menemukan tumor ditahap lebih awal dan pengobatan diawal.
Dengan tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri Anda tidak akan mengetahui payudara yang normal sehingga Anda akan sakit - prrepared untuk melihat adanya kecil , perubahan abnormal yang mungkin terjadi saat usia bertambah . Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang tidak melakukan pemeriksaan payudara sendiri memiliki kesempatan penurunan menemukan tumor ditahap awal dan pengobatan ditahap awal.
Empat bulan kemudian , perempuan itu diwawancarai untuk menentukan apakah pesan itu memiliki efek positif . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pesan kedua , dibingkai dalam hal potensi kerugian , lebih efektif daripada versi pertama . Wanita membaca pesan loss berbingkai memiliki sikap yang lebih positif terhadap pemeriksaan payudara sendiri dan hampir dua kali lebih mungkin telah berlatih , sementara mereka membaca pesan potensi keuntungan tidak lebih mungkin untuk terlibat dalam pemeriksaan payudara sendiri daripada yang kelompok yang telah membaca pamflet tidak . Kita tidak bisa menyimpulkan bahwa hanyalah contoh lain dari efek yang lebih besar dari ketakutan - membangkitkan komunikasi , karena dua pamflet tidak membangkitkan jumlah yang berbeda dari rasa takut . Meskipun banyak yang telah dipelajari tentang cara terbaik untuk membingkai pesan untuk mendorong pemeriksaan payudara sendiri dalam beberapa tahun terakhir , profesional kesehatan jarang bingkai banding dalam cara yang paling efektif ( Kline & Mattson , 2000). Memahami framing membantu kita membuat titik bahwa persuasi yang efektif bukan hanya hasil dari apa yang Anda katakan , tetapi alsohow Anda mengatakannya .
Akhirnya , pengulangan pesan meningkatkan persuasif argumen yang kuat ( bulan & lain-lain , 2009). Itulah mengapa kandidat politik mengulang pernyataan yang sama berulang selama kampanye .
·         Karakteristik pendengar
selain kualitas dari speaker dan pesan , charactereristics tertentu dari pendengar membantu menentukan seberapa persuasif argumen  . Orang kurang cerdas umumnya lebih mudah untuk dibujuk . Orang dengan harga diri yang tinggi umumnya sangat yakin pendapat mereka dan sulit untuk dipengaruhi , sementara mereka dengan harga diri yang rendah cenderung tidak membayar perhatian yang cukup untuk komunikasi yang akan terpengaruh . Sebagai contoh, seseorang dengan pendapat yang sangat rendah dari dirinya mungkin mendengar pidato pada pembiayaan sekolah umum dan menjadi hilang dalam pikirannya sendiri tentang kinerja sendiri miskin pendidikan ( Rhodes & kayu , 1992) . Orang-orang yang self- esteem moderat ( yang memiliki pendapat sendiri yang sekitar sebagai positif karena kebanyakan masyarakat ) umumnya lebih mudah untuk meyakinkan dibandingkan orang dengan baik tinggi atau rendah diri ( Rhodes & kayu , 1992); Zellner , 1970) . Orang juga umumnya lebih mudah untuk membujuk ketika mereka mendengarkan pesan dalam kelompok daripada sendirian , dengan massa lebih besar mengarah ke persuasi yang lebih besar daripada yang lebih kecil ( newton & mann , 1980) . Akhirnya , dukungan sosial bagi sikap lebih sulit untuk membujuk untuk mengubah sikap tersebut dibandingkan dengan orang yang teman-teman dan kenalannya memiliki sikap yang beragam ( visser & mirabile , 2004) .
·         Teknik pengaruh sosial
beberapa orang dapat memberikan pengaruh daripada orang lain dan dapat mengubah sikap mereka . Hal ini karena mereka memiliki karakteristik pembicara persuasif , dan sebagian karena mereka memahami karakteristik pesan dan penonton .
Sebuah teknik klasik dari pengaruh sosial adalah teknik kaki -in - the- door ( membebaskanku & fraser , 1996; Burger , 1999) . Sebuah kecil , permintaan yang masuk akal dibuat pertama , dan Anda mematuhi itu. Kemudian ada tindak lanjut dengan permintaan yang lebih besar . Jika ada orang yang menelepon Anda di rumah dan mengatakan bahwa dia adalah seorang peneliti di universitas lain yang ingin datang lebih dari satu memeriksa rumah Anda , apakah Anda setuju untuk membiarkan dia di ? kebanyakan orang akan enggan untuk setuju, tapi orang-orang yang pertama kali setuju untuk menjawab beberapa pertanyaan melalui telepon lebih mungkin untuk memungkinkan peneliti untuk memeriksa rumah mereka . Menyetujui satu permintaan kecil membuat kita lebih cenderung untuk menyetujui kedua , permintaan besar ( myers , 2005).
Teknik low - ball ( Cialdini & Goldstein , 2004) adalah seorang pedagang mobil taktik terkenal , mirip dengan kaki -in - the- pintu bahwa Anda awalnya setuju untuk kesepakatan yang masuk akal . Namun, maka kesepakatan itu berubah ( biaya tambahan ditambahkan dalam , dll ) , namun masih orang-orang biasanya menyelesaikan transction , meskipun mereka tidak setuju untuk kesepakatan baru . Kebanyakan orang tidak berjalan jauh dari kesepakatan itu , bahkan ketika harga naik ( burger , 1986) .
Percaya atau tidak , orang lebih cenderung untuk memenuhi permintaan untuk bantuan kecil jika pertama mereka meminta bantuan yang lebih besar yang mereka awalnya mengatakan tidak . ini dikenal sebagai "pintu dalam menghadapi " teknik ( Cialdini & lain-lain , 1975) . Bayangkan bahwa Anda diminta untuk berkontribusi $ 100 sampai sebuah organisasi amal yang Anda lakukan , pada prinsipnya , dukungan . Mungkin Anda akan mengatakan tidak -itu banyak uang , kan? tetapi bagaimana jika Anda kemudian bertanya apakah Anda memiliki beberapa receh untuk berkontribusi ? Anda akan lebih mungkin untuk menyumbangkan sesuatu dari Anda akan telah jika Anda hanya diminta untuk kontribusi besar ? mungkin sekarang Anda akan memberikan atau dua dolar . Cobalah kali Anda berada penggalangan dana untuk tujuan mulia .
3.      Behaviour and Attitude Change :Teori Disonansi Kognitif
Prejudice dan Stereotypes
Setiap Orang dalam kehidupan bermasyarakatnya pasti memilik suatu pandangan tentang orang lain, memiki Sikap(attitudes)  tersendiri tentang orang lain. Sikap tentang orang lain tersebut muncul di saat Seseorang bertemu dengan Seseorang lainnya.

 Dalam kehidupan sehari-hari, bukanlah tidak mungkin bahwa attitudes yang muncul itu bersifat negatif.  Hal ini mungkin saja disebabkan karena adanya persepsi yang kurang tepat mengenai seseorang tersebut karena ia berasal dari suatu kelompok tertentu. Suatu attitudes yang bersifat negatif, merugikan dan berbahaya karena adanya generalisasi yang kurang akurat terhadap sekelompok individu disebut prasangka.

Setiap orang dalam kehidupan bermasyarakat pasti berusaha menghindarkan diri dari memiliki prasangka terhadap kelompok-kelompok tertentu. Akan tetapi, secara tidak sadar, sebenarnya setiap individu bereaksi dengan cara yang berbeda-beda terhadap anggota dari kelompok yang berbeda. Meskipun hal ini selalu dihindari, namun kadang tidak dapat kita kendalikan dan muncul dengan tiba-tiba. Keadaan ini disebut juga dengan automatic prejudice.

 Pada umumnya, prasangka muncul berdasarkan warna kulit, agama, jenis kelamin, umur, atau karakteristik yang mudah terlihat lainnya. Munculnya prasangka ini dikarenakan kesalahan yang didasarkan generalisasi suatu kelompok yang kita sebut dengan stereotipe.
Stereotipe yang terdapat dalam diri seseorang tentang orang lain, baik yang positif maupun negative sebenarnya tetap merugikan diri sendiri maupun orang lain tersebut. Hal ini sangat berbahaya dikarenakan tiga alasan berikut :
1.      Stereotipe menyerap kemampuan kita untuk memperlakukan anggota suatu kelompok sebagai seorang individu.
Ketika kita tahu akan stereotipe suatu kelompok atau Ras tertentu, dan kemudian kita bertemu dengan seseorang yang berasal dari kelompok atau ras tersebut, maka tidak terhindarkan bahwa kita akan langsung berpikiran bahwa karakteristik orang tersebut adalah sama dengan stereotipe kelompok dimana ia berasal. Dengan pemikiran seperti itu, maka kita cenderung memperlakukan orang tersebut seperti anggota kelompok lainnya, tanpa memikirkan bahwa ia bisa saja memiliki karakteristik yang berbeda dengan kelompoknya.

2.      Stereotipe menyebabkan harapan akan sesuatu perilaku yang sempit.
Dengan adanya stereotipe tertentu, maka kita cenderung untuk memprediksikan perilaku seorang individu sesuai dengan perilaku kelompok individu tersebut. Apabila terjadi perbedaan perilaku yang muncul, maka kita cenderung menyatakan perilaku yang berbeda tersebut sebagai suatu penyimpangan atau abnormal.

3.  Stereotipe mengarahkan pada atribusi yang salah.
Teori atribusi menyatakan bahwa manusia cenderung selalu berusaha untuk menjelaskan mengapa suatu hal dapat terjadi, dan mencari tahu penyebabnya. Yang peling sering dilakukan yaitu berusaha menjelaskan suatu perilaku, bak yang dilakukan orang lain ataupun dilakukan sendiri.
 Jika seorang individu telah memiliki stereotipe tertentu , maka akan mempengaruhi  atribusi yang dilakukan individu tersebut.  Kesalahan atribusi ini kemudian juga memperkuat prasangka terhadap suatu kelompok tertentu, karena manusia cenderung hanya melihat fakta-fakta pendukung prasangka mereka dan menolak yang berlawanan.

Jika ditanyakan mengapa stereotipe dan Prasangka bisa muncul dalam lingkungan sosial, maka ada tiga sebab utama penyebab timbulnyaa stereotipe dan prasangka, yaitu :
1.      Konflik Realistik
Realistic conflict theory menyatakan bahwa individu yang sedang merasa frustasi atau marah ketika sedang berkompetesi dengan kelompok lain, akan melihat kelompok lain dengan pandangan yang sangat negatif.
2.      “Kita” versus “Mereka”
Individu dalam kehidupan bermasyarakat cenderung membagi diri menjadi dua kelompok. Kelompok “kita” dan kelompok “mereka”. Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Sherif dan Sherif (1953) , setelah serangkaian kegiatan, maka kedua kelompok mulai bersiteru dan mulai memberi nama panggilan. Ini menjadi awal munculnya prasangka.
       3. Social Learning ( Pembelajaran Sosial)
Tidak dapat dipungkiri bahwa prasangka dan stereotipe juga bersumber dari hasil belajar.proses nya biasanya terjadi dengan contoh “prasangka dan stereotipe yang di dilakukan orang lain atapun dari kerabat kita”

Memerangi prasangka, prasangka berbahaya bagi umat manusia. tapi apakah ada sesuatu yang bisa dilakukan tentang hal itu? ada beberapa penangkal efektif Yaitu:
1.      Mengenali  prasangka
Banyak orang yang tidak ingin mengakui bahwa dirinya juga memiliki prasangka terhadap suatu kelompok tertentu. Maka dari itu tahap pertama untuk melawan prasangka yaitu dengan menyadari terlebih dahulu prasangka yang sudah ada .

2.      Mengontrol  Automatic Prejudice
Ketika seorang  individu bahkan tidak menyadari bahwa ia memiliki prasangka, maka ia tidak akan mampu mengontrol reaksi yang muncul akibat automatic prejudice tersebut.  Bahkan disaat seseorang telah menyadari adanya prasangka dalam dirinya sendiri, tidaklah mudah untuk mengontrol reaksi yang muncul. Oleh karena itu, hal kedua yang harus dilakukan adalah berusaha mengontrol reaksi yang muncul tersebut.

3.      Meningkatkan hubungan antar Kelompok Berprasangka.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa prasangka adalah sesuatu yang dipelajari. Oleh karena itu, prasangka juga dapat diubah. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan interaksi langsung dengan kelompok lain. Akan tetapi interaksi tersebut dapat efektif jika terjadi dalam beberapa kondisi berikut yaitu :
a.       Kedua kelempok memiliki status yang setara
Ketika dua anggota kelompok dengan status yang berbeda berinteraksi, maka prasangka yang telah ada tersebut tidak mungkin akan dapat dihilangkan seperti anggota kelompok belajar di sekolah.
b.      Anggota setiap kelompok memandang anggota kelompok lain sebagai sama dengan kelompok yang mereka hormati, bukan sebagai pengecualian.
Ketika seorang individu berinteraksi dengan anggota dari suatu kelompok, namun mengganggapnya hanya sebagi pengecualian, prasangka terhadap kelompok tersebut tidak akan pernah bisa hilang.
c.       Kedua kelompok bekerja sama dalam tugas yang bersifat kooperatif bukan kompetitif.
PROSES ATRIBUSI DALAM PERSEPSI ORANG

Atribusi adalah proses pembuatan penilaian tentang apa yang menyebabkan orang untuk berperilaku dengan cara yang mereka lakukan. Salah satu aspek dari proses atribusi adalah memutuskan apakah seseorang berperilaku dengan cara tertentu karena beberapa penyebab eksternal (situasional atribusi), kepribadian atau sifat (dispositional atribusi).
Psikolog Sosial Fritz Heider (1958) hipotesis bahwa kita mengevaluasi orang dalam cara yang sistematis bias, membuat keakuratan persepsi seseorang menjadi sulit. Heider disebut bias karena kesalahan mendasar atribusi. Ketika menjelaskan perilaku kita sendiri, tampaknya kita yang lebih mungkin untuk membuat atribusi situasional. Hal ini dikenal sebagai pelaku-pengamat (Jones & Nisbett, 1972). Meskipun perilaku mungkin sama, tetapi perbedaan dalam atribusi tergantung pada apakah kita adalah pelaku atau pengamat.
Informasi pertama yang diberikan seseorang kepada kita biasanya lebih sulit kita terima dibandingkan dengan informasi yang kita terima selanjutnya. Hal ini disebut dengan efek  keunggulan.Jika kamu diperkenalkan pada Barbara dan dia berbicara sopan dan sangat memahami etika dalam bisnis kesan mu padanya mungkin akan sangat postif. Kemudian jika kamu bertemu dengannya di bar, duduk sendiri, terlihat putus asa, rambutnyaterurai, dan setengah mabuk, kamu akan melihat sisi lain dari Barbara. Tetapi karena kesan yang tertanam tentangnya baik, maka kemungkinan besar kamu akan mengabaikan atau membiarkan begitu saja tentang informasi baru ini (“Sesuatu yang buruk sedang menimpa Barbara, oleh karena itu, ia bertindak seperti ini”).
Asumsikan kita melihat Babara di bar, apa kesan pertamamu tentangnya? Pada kejadian seperti itu, kesan pertamamu tentangnya pasti negatif dan kesan negatif itulah yang mendominasi persepsimu tentang Barbara, walaupun nanti kita memperoleh informasi positif tentang dirinya, itu tidak akan mempengaruhi kesan negatif dirinya yang merupakan kesan pertama dirinya untuk kita.
            Kesan pertama( Primacy Effect), tidak selalu mengesampingkan hal-hal penting, tetapi hal-hal penting tersebut akan dikesampingkan dalam tiga kondisi, yaitu :
1.      Prolonged Exposure
Mengurangi hal-hal penting dalam kesan pertama.Hal ini baik dalam mencari kesan pekerjaan baru, tapi jangan terlalu khawatir pada kesan  pertama yang kita berikan.Teman-teman kita akan mulai memahami dalam waktu yang lama, seiring berjalannya waktu itu akan menghapus kesan pertama kita. Faktanya, informasi tidak selalu sama dengan kesan pertama seseorang.

2.      Passage Of Time
Seiring berjalannya waktu kesan pertama mulai terlupakan dan digantikan dengan kesan yang baru yang lebih penting.Jika di kesan pertama kamu gagal meberikan kesan yang baik, berikan jangka waktu dan kemudian coba lagi.

3.      Knowledge Of Primacy Effect
Ketika orang tidak terpengaruh pada kesan pertama, primacy effect akan berkurang. Manajer personel dan yang lainnya yang memahami bahwa ada hal-hal negatif pada primacy effect yang mungkin mengurangi persepsi awal mereka.