Pada
tulisan saya yang satu ini saya akan membahas tentang Pedagogi & Andragogi.
Apa itu sebenernya Pedagogi & Andragogi? Apa Perbedaan dari Pedagogi &
Andragogi?
Pedagogi
adalah ilmu dan seni mengajar pada anak-anak. Istilah ini merujuk kepada
strategi dan gaya pembelajarannya. Kata Pedagogi sendiri diambil dari bahasa Yunani
kuno, dari “paid” yang berarti anak, dan “agogus” yang berarti membimbing. Secara
keseluruhan berarti Pedagogi adalah “membimbing anak”. Sementara Andragogi adalah
ilmu dan seni untuk membantu orang dewasa belajar. Istilah ini juga merujuk
kepada strategi dan gaya pembelajarannya. Andragogi Juga berasal dari bahasa
Yunani Kuno yaitu “Andra” yang artinya orang dewasa dan juga “Agogos” yang
berarti memimpin. Namun banyak orang yang bertanya apa perbedaan dari keduanya?
Langsung saja saya mengambil contoh dari kehiupan sehari-hari saya yang pernah
saya alami dan mungkin kita semua pernah mengalami hal yang sama seperti saya.
Dulu
ketika saya dibangku sekolah dasar, saya dan mungkin kita semua menggunakan sistem
Pedagogi. Dimana pada saat itu semua diatur oleh guru yang mengajar, seperti kita
disuruh untuk menghafal pancasila, menghafal teks proklamasi dll. Dimana guru
juga yang mengarahkan kita untuk belajar lebih giat lagi. Semua telah diatur
oleh guru yang bersangkutan. Dan pada saat itu kita sebagai murid mengikuti apa
yang dikatakan oleh guru, nah ini dinamakan Teacher-Centered
dimana gurulah yang menjadi sumber informasi yang ada bagi murid-muridnya,
gurulah yang bertugas memasukkan informasi baru kepada siswa & siswa
bersifat pasif. Motivasi eksternal yang berarti kita dipaksa dan dituntut untuk
mengikuti pendidikan. Dulu ketika kita masih duduk dibangku sekolah dasar, kita
harus disuruh dulu oleh guru baru kita mengerjakannya, contohnya dalam hal
mengerjakan pr, guru memberikan dulu tugas dan mengatakan “anak-anak tugasnya
jangan lupa dikerjakan dirumah, dan dikumpul besok” itu yang disebut motivasi
eksternal, motivasi yang datang dari luar diri kita. Pengalaman guru juga
sangat dibutuhkan banyak di Pedagogi. Guru jugalah yang mengevaluasi kita,
mengevaluasi hasil belajar kita ketika di sekolah dasar. Namun sekarang saya
sudah kuliah dan menggunakan metode Andragogi dimana semuanya berbanding
terbalik dengan Pedagogi. Dimana siswa yang lebih aktif mencari informasi dan berbagi
ilmu dengan siswa lainnya dan guru hanyalah sebagai fasilitator saja, ini
disebut “Learner Centered”. Peserta
didik dituntut untuk mandiri, seperti sekarang ini saya sedang kuliah dituntut
untuk mandiri membaca dan memahami materi sebelum perkuliahan berlangsung. Pada
andragogi pengalaman peserta didiklah yang sebagai sumber utama akan penguasaan
materi. Peserta didik lah yang aktif didalam kelas dan pemateri bersifat pasif.
Evaluasi, dalam andragogi peserta didik sendirilah yang harus mengevaluasi
dirinya sendiri apakah sudah bagus atau belum. Motivasi internal dimana
motivasi dating karna keinginan dari dalam diri kita sendiri akan keingintahuan
kita tentang sesuatu akan hausnya kita terhadap suatu permasalahan. Jadi pada
Andragogi ini peserta didiklah yang harus dituntut untuk mandiri, seperti mencari
dan membaca materi sebelum perkuliahan berlangsung, mengevaluasi diri terhadap
apa yang telah diraihnya apakah baik atau apakah buruk. Pemateri hanya
memberikan bahan dan kita sebagai
peserta didik haruslah mencari bahan tersebut secara mandiri. Dalam andragogi
yang terpenting dalam proses belajar interaksi belajar adalah kegiatan belajar
belajar mandiri yang bertumpu pada pembelajar itu sendiri dan bukan merupakan
kegiatan seorang guru mengajar sesuatu (Learned
Center Training).
Namun
apakah paradigma pendidikan harus diubah dari pedagogi menjadi andragogi? Jawabannya
adalah YA, mengapa demikian?
1. Dilihat
dari sisi siswa
Dalam
pedagogi, siswa sangat tergantung pada guru. Guru mengasumsikan dirinya bahwa
ia yang bertanggung jawab penuh terhadap apa yang akan diajarkan dan bagaimana
mengajarkannya. Guru yang mengevaluasi hasil belajar. Sementara dalam
andragogi, siswa kerap mandiri , siswalah yang mengarahkan dirinya untuk
belajar apa dan bagaimana. Jadi, siswa yang bertanggung jawab atas belajarnya
sendiri bukan guru, guru hanya sebatas fasilitator. Begitu pula dengan
evaluasi, siswa perlu diberikan peluang yang cukup besar untuk melakukan
evaluasi diri (self-assessment).
2. Diilihat
dari sisi peran pengalaman siswa
Dalam
pedagogi, pengalaman guru yang lebih dominan. Siswa mengikuti aktifitas
belajar, dimana ia sendiri tidak banyak mengalami sesuatu, kecuali sebagai
peserta pasif. Sedangkan dalam andragogi, pelajar mengalami sesuatu secara
leluasa. Pengalaman menjadi sumber utama mengidentifikasi penguasaan dirinya
akan sesuatu. Satu sama lain saling berperan sebagai sumber belajar.
3. Dilihat
dari sisi orientasi terhadap belajar
Dalam
pedagogi, pembelajaran dianggap sebagai proses perolehan suatu pengetahuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Materi belajar telah diurutkan secara sistematis
dan logis sesuai dengan topik-topik mata ajar. Sedangkan dalam andragogi
sebaliknya. Pelajar harus memiliki keinginan untuk menguasai suatu
pengetahuan/keterampilan tertentu, atau pemecahan masalah tertentu yang dapat
membuat dirinya sendiri puas. Pelajaran harus relevan dengan kebutuhan tugas
nyata pemelajar itu sendiri. Mata belajar didasarkan atas situasi pekerjaan atau
kebutuhan real pelajar, bukan berdasarkan topik-topik tertentu yang sudah
ditentukan.
4. Sisi
motivasi belajar
Dalam
pedagogi, motivasi datang secara eksternal, artinya disuruh atau diwajibkan
atau dituntut untuk mengikuti suatu pendidikan tertentu. Dalam andragogi,
motivasi lebih bersifat internal, datang dari diri sendiri sebagai wujud dari
aktualisasi diri, penghargaan diri.
No comments :
Post a Comment