BAB 1
STRESS
: CHALLENGES TO COPING
1.1
Definisi
Stress
Stress adalah suatu peristiwa atau keadaan
yang mendesak dan melebihi
kemampuan manusia untuk mengatasinya. (Lazarus, 1999)
Tidak
ada satupun manusia yang hidupnya terbebas dari stress. Individu tidak bisa
menghapus stress di kehidupan sehingga yang paling memungkinkan adalah
mengatasinya. Individu akan lebih baik dalam mengatasi stress jika memiliki
pengalaman sebelumnya terhadap stress yang dapat diatasi.
1.2
Sumber Stress
- Life Events
Sumber stress yang paling
jelas adalah peristiwa hidup. Beberapa peristiwa hidup yang paling menyebabkan
stress adalah :
§ Kekerasan, perang, dan penyiksaan seksual
§ Kehilangan anggota keluarga
§ Bencana alam
§ Terorisme
§ Pertengkaran sehari-hari
§ Positive
life events (kelahiran
anak, pekerjaan baru)
- Frustasi
Ketika
seseorang tidak mampu memuaskan dirinya terhadap suatu motif, hasilnya adalah
frustasi. Ketika tahap frustasi sudah menjadi semakin serius, seperti pada
buruh yang tidak digaji ditolak ketika meminta kenaikan gaji, dll, frustasi
bisa menjadi sumber terbesar dalam stress.
c. Konflik
Konsep
konflik hampir serupa dengan frustasi. Konflik terjadi ketika dua atau lebih
motif tidak dapat dipuaskan karena
terhalang oleh yang lainnya. Contohnya adalah ketika seseorang diundang untuk
menonton film di bioskop pada akhir pekan, dan kemudian mobil yang akan
digunakan untuk pergi di akhir minggu
rusak. Ketika ia menyadari keuangannya tidak dapat memenuhi perbaikan mobilnya
ataupun kegiatan menonton film di akhir pekan, itulah yang disebut konflik.
§ Approach-Approach Conflict
Konflik yang
terjadi ketika individu diharuskan memilih antara dua motif yang postif. Misalnya, ketika seseorang ditawarkan dua
pekerjaan yang sama baiknya. Walaupun kedua pilihan bersifat positif, untuk
memilih satu diantaranya akan menyebabkan stress. Hal seperti ini merupakan
contoh dari sumber stress yang tersembunyi, karena segalanya kelihatan positif
sehingga individu tidak sadar bahwa ia sedang menghadapi konflik yang serius.
§ Avoidance-Avoidance Conflict
Konflik yang terjadi ketika
individu diharuskan memilih antara dua motif yang negatif. Misalnya, ketika
seseorang yang sedang sakit gigi harus dihadapkan dengan dua pilihan, antara
tetap bertahan dengan sakit yang dirasakan hingga sembuh sendiri, atau pergi ke
dokter gigi dan merasakan sakit yang sama. Kedua pilihan yang negatif dapat
menyebabkan stress.
§ Approach-Avoidance Conflict
Konflik yang terjadi ketika
individu memperoleh hal positif dari suatu motif namun juga menghasilkan hal
negatif. Misalnya, ketika individu lulus di suatu universitas terkemuka di luar
negeri tentu menghasilkan hal-hal positif dalam hidupnya. Namun konsekuensinya
adalah individu harus meninggalkan pacarnya yang sedang bekerja di perusahaan keluarga
di kota
asalnya. Pada akhirnya, melanjutkan kuliah di luar negeri menghasilkan
konsekuensi positif dan negatif di dalam hidupnya. Hal ini akan menyebabkan
stress, bahkan di saat hal positif akan semakin dekat waktunya.
§ Multiple Approach-Avoidance Conflict
Konflik yang terjadi jika
individu diharuskan memilih di antara beberapa alternatif yang menghasilkan
konsekuensi positif dan negatif. Misalnya, seorang atlet tingkat SMA yang
sangat menjanjikan ditawarkan beasiswa atletik untuk dua universitas. Pilihan
pertama adalah universitas yang memenangkan kejuaraan basket di musim yang
lalu, tetapi ia tidak menyukai pelatih dan beberapa pemainnya. Pilihan lainnya
adalah universitas yang memiliki rekor yang cukup memalukan dalam penampilannya
tahun lalu, tetapi ia menyukai pelatih dan pemainnya. Hal ini menyebabkan
stress karena kedua pilihan memiliki konsekuensi positif dan negatif yang sama.
d. Tekanan
Istilah
tekanan didefinisikan sebagai stress yang muncul sebagai ancaman dari peristiwa
negatif. Misalnya, stress yang diakibatkan kegagalan mendapat ranking 1 di
sekolah, stress yang diakibatkan perceraian, dll.
- Kondisi Lingkungan
Terdapat
beberapa bukti yang berkembang dan mendukung aspek lingkungan (suhu, polusi,
keributan, kelembapan, dll) sebagai sumber stress. Misalnya, kesibukan di kota akan lebih tinggi
frekuensinya di hari yang sangat panas daripada di hari yang sangat dingin.
1.3 Sudut Pandang mengenai
Reaksi Stress
Ketika
individu sedang stress, individu tersebut dapat merasakannya –individu bereaksi
terhadap stress. Ada
dua sudut pandang penting terhadap stress :
1. Individu bereaksi terhadap stress secara
keseluruhan. Biasanya stress memproduksi reaksi fisik dan reaksi psikologis
sekaligus
2. Reaksi fisik dan reaksi psikologis
terhadap stress hampir mirip
1.4 Reaksi Psikologis terhadap
Stress dan Kesehatan
Stress memicu
berbagai perubahan keadaan dan proses psikologis, seperti emosi, motivasi, dan
kognisi. Dalam keadaan stress, individu dapat merasakan kombinasi emosi,
seperti kecemasan, depresi, kemarahan, dan mudah tersinggung. Individu juga
mudah sekali untuk kehilangan nafsu makan, kehilangan kontrol untuk berpikir
positif, dll. Kebanyakan, perubahan psikologis ini bersifat sementara. Namun
jika stress mengakibatkan perubahan yang berkelanjutan, hal ini dapat
menyebabkan perilaku abnormal.
1.5
Reaksi Fisik terhadap Stress dan Kesehatan
Tidak hanya
memengaruhi psikologis, stress juga memengaruhi fungsi fisiologis di dalam
tubuh manusia. Untuk memahami dampak stress terhadap kesehatan, kita harus
memeriksa terlebih dulu aspek-aspek respon tubuh terhadap stress, melihat cara
spesifik stress memengaruhi kesehatan, dan melihat seberapa besar faktor
psikologis dan sosial memengaruhi respon tubuh terhadap stress.
- The General Adaption Syndrome (GAS)
Peneliti
kesehatan Kanada, Hans Selye, mengatakan bahwa sejak 70 tahun yang lalu sudah
ada informasi bahwa reaksi tubuh terhadap stress sama halnya dengan reaksi tubuh
terhadap luka atau infeksi dalam sebuah rumusan yang Selye sebut sebagai General Adaptation Syndrome (GAS). Ada tiga tahap :
1. Alarm reaction.
Dalam tahap ini, yang bekerja adalah saraf simpatetik. Ketika terjadi
stress, perubahan fisiologis seperti peningkatan detak jantung dan tekanan
darah, pengalihan darah dari pencernaan ke otot, peningkatan pernafasan, dll,
memberi suatu alarm seperti pegal, mual, pusing, dan rasa sakit lainnya. Di
tahap ini, agak sulit dibedakan antara alarm yang diberikan tubuh sebagai tanda
individu terserang penyakit atau sedang stress.
2. Resistance Stage. Merupakan
tahap perlawanan terhadap stress yang sangat tinggi. Jika stress baru kembali
muncul, tubuh akan semakin kurang mampu untuk mengatasi stress. Sementara jika
stress berkelanjutan, sumber pertahanan individu akan habis.
3. Exhaustion Stage.
Ketika stress tidak juga berhenti, maka sumber pertahanan akan habis dan
pertahanan terhadap stress akan berhenti.
- Depresi, Kecemasan, dan Kesehatan
Stress memicu
kemunculan depresi dan kecemasan pada beberapa orang dan pada orang yang
memiliki depresi dan kecemasan tingkat tinggi dapat menyebabkan gangguan sistem
imun dan kematian akibat penyakit jantung.
Depresi dapat
menurunkan keefektifan kerja sistem imun karena sistem autonomi dan sistem
endokrin yang juga mengendalikan sistem imun terganggu. Penjelasan lainnya
adalah ketika seseorang depresi, individu cenderung kesulitan makan dan tidur,
minum alkohol berlebih, merokok, dan tidak berolahraga, dimana keseluruhan
aktivitas tersebut menyebabkan menurunnya sistem imun. Depresi dapat
memperburuk kesehatan dari kebiasaan-kebiasaan buruk. Oleh karena itu, hal ini
sangat menjelaskan hubungan antara depresi dan penurunan kesehatan.
BAB 2
FAKTOR REAKSI STRESS
Kebanyakan dari individu pasti akan mengalami peristiwa
negative di dalam hidupnya, tapi banyak juga individu yang kemudian bangkit
dengan cepat dan melanjutkan kehidupan seperti biasanya. Tetapi apa yang
menyebabkan kita terkadang merasa sangat terpuruk dan terkadang menyebabkan
perubahan sementara terhadap psikologis dan fisiologis? Ternyata jawabannya
adalah reaksi individu terhadap stress daripada sumber stress itu sendiri.
2.1 Pengalaman
terhadap Stress
Reaksi terhadap stress akan lebih ringan jika individu
tersebut memiliki pengalaman masa lalu dengan stress. Misalnya, seorang tentara
yang akan bertempur untuk keempat kalinya biasanya akan tidak lebih stress
daripada tentara yang akan bertempur untuk pertama kalinya.
2.2 Faktor
Perkembangan
Dampak stress seringkali berbeda pada usia yang berbeda.
Misalnya, pasangan yang baru saja menikah ditinggal mati oleh pasangan nya akan
bersikap dua kali lebih buruk atau dua kali lebih mengalami depresi dibandingkan
janda berumur 65 tahun. Keadaan yang sama, efek dari pelecehan seksual lebih
berbekas pada anak dengan kecemasan yang serius ketika korbannya lebih muda
(belum masuk sekolah), tetapi kecenderungan untuk bunuh diri lebih banyak
dijumpai korban yang usianya lebih tua.
2.3 Predictability dan Kontrol
Pada umumnya, peristiwa hidup akan tidak lebih membuat stress ketika
peristiwa itu dapat diprediksi daripada yang tidak. Tentunya akan lebih tidak
membuat stress ketika individu mengerti bahwa ia dapat berusaha sedikit untuk
mengontrol stress. Sinyal peringatan sebelum peristiwa tidak mengenakkan
memungkinkan kita memulai sejenis proses persiapan yang berfungsi memperkecil
efek stimulus stress.
Persepsi kita tentang dapatnya suatu peristiwa
dikendalikan adalah sama pentingnya dengan keadaan actual dapatnya suatu
peristiwa itu dikendalikan. Keyakinan bahwa kita dapat mengendalikan suatu
peristiwa tampaknya memperkecil kecemasan kita terhadap peristiwa itu, walaupun
kita tidak pernah melakukan kendali tersebut.
2.4 Social Support
Individu dengan dukungan lingkungan yang luas akan dapat
mengatasi stress lebih baik daripada individu dengan dukungan lingkungan
terbatas. Seseorang dengan dukungan yang baik cenderung berkurangnya reaksi
stress-nya terhadap peristiwa negative, seperti depresi, kecemasan, dan masalah
kesehatan. Sebagai contoh, seseorang yang terifeksi virus HIV & AIDS
memiliki reaksi kecemasan, keputusasaan dan depresi yang rendah jika mereka
memiliki dukungan yang baik.
Dua aspek dukungan lingkungan yang sangat memengaruhi
individu melawan stress :
§
Someone to talk to. Salah satu aspek
dari dukungan sosial adalah kelegaaan hati. Mencurahkan isi hati kita kepada
seseorang mengenai kesukaran sangat baik bagi kita untuk dapat memulihkan
keadaan kita dari kondisi stress
§
Menerima nasihat dan solusi. Membagi keadaan negative kepada
seseorang sangat baik bagi kesehatan
kita. Oleh karena itu seseorang yang memiliki dukungan social yang baik diyakini
akan lebih sehat daripada yang tidak. Namun terkadang membagi informasi tentang
keadaan dan perasaan diri kita dianggap oleh orang lain dan diri sendiri
sebagai hal yang begitu buruk. Jadi kita harus selektif untuk menceritakan
keadaan yang menurut kita dapat untuk dibagikan serta selective kepada siapa
kita mau membaginya. Buruk bagi diri sendiri, terkadang menerima solusi dari
orang lain membuat individu merasa tidak mampu dalam mengontrol stressnya
sendiri dan sebenarnya membuat individu lebih cemas dan depresi. Sehingga
sekedar berada untuk seseorang yang membutuhkan, menjadi pendengar yang baik
atau hanya bertanya apa yang terjadi terkadang menjadi lebih supportive daripada memberikan saran
atau mengkritisi teman yang sedang stress
2.5 Variabel
Individu dalam Bereaksi terhadap Stress
Karakter individu juga merupakan factor yang menentukan
respon individu terhadap stress atau sering disebut variable individu, seperti cara berpikir, kepercayaan, dll.
- Faktor
Kognitif
Dua jenis factor kognitif yang memengaruhi bagaimana
individu bereaksi terhadap stress adalah :
§ Inteligensi dan stress. Individu dengan skor inteligensi lebih
baik akan lebih sedikit terpapar stress dan lebih sedikit bereaksi terhadap
faktor stress jika mereka memiliki pengalaman terhadap stress sebelumnya
§ Appraisal of stress. Berbeda individu akan menginterpretasikan sesuatu
berbeda dengan individu lainnya, sama halnya dengan menginterpretasi sesuatu
yang kemudian menyebabkan stress. Misalnya, seorang psikolog junior diberi
saran oleh seniornya. Seniornya berkata, ”Kamu sudah melakukan yang baik
dan benar dengan klienmu, tetapi cara yang lebih baik adalah…… ”. Beberapa
individu akan menginterpretasi saran tersebut sebagai masukan yang sangat
berguna untuk kemajuan karirnya. Tetapi beberapa individu lainnya akan
menginterpretasi saran tersebut sebagai kegagalannya dalam mengatasi klien.
Interpretasi terakhir inilah yang sangat menentukan stress.
Ketidakmampuan seseorang
secara kognitif menimbulkan gangguan kognitif yang mungkin berasal dari dua
sumber. (1) Tingkat rangsangan emosional yang tinggi dapat menganggu pengolahan
informasi di pikiran. Semakin cemas, marah, atau terdepresinya kita akibat suatu
stressor, maka semakin besar pula kemungkinan kita mengalami gangguan kognitif.
(2) Gangguan kognitif juga dapat terjadi akibat pikiran yang mengganggu yang
terus berjalan di otak kita berhadapan dengan suatu stressor. Sebagai contoh,
siswa yang mengalami kecemasan ujian cenderung merasa takut saat mencoba
mengerjakan suatu ujian dengankemungkinan gagal. Mereka tidak dapat mengikuti
instruksi dan mengabaikan atau keliru menginterprestasikan informasi jelas yang
diberikan pertanyaan, bahkan mereka mengalami kesulitan mengingat fakta-fakta
yang telah dipelajari akibat dari stressor yang terus berjalan di otak.
- Karakter Individu dan Reaksi Stress
Karakter
individu lain yang penting dan memengaruhi kesehatan sebagai konsekuensi dari
stress disebut dengan Type A Personality
yang diteliti oleh Meyer Friedman dan Ray Rosenman, dua ahli kesehatan dengan
spesialisasi penyakit jantung. Jenis karakter ini adalah pola perilaku
yang dicirikan dengan competitiveness,
hostility, overwork, dan sense of time
urgency.
§
Apakah individu cukup kompetitif, ambisius, dan
pekerja keras?
§
Apakah individu dapat bekerja dalam keadaan yang
terburu-buru atau dapat melakukan dua hal dalam sekali waktu?
§
Apakah individu workaholic, hanya membutuhkan sedikit waktu untuk relaksasi dan
liburan?
§
Apakah individu perfeksionis?
§
Apakah individu agresif, sering marah?
Menurut Friedman dan
Rosenman, individu yang bereaksi dengan agresi verbal, seperti mengejek,
kritik, menghina, atau bahkan agresi fisiologis, akan lebih berisiko mengidap
penyakit jantung koroner. Hal ini dihubungkan dengan tekanan darah dan
kolesterol. Sebuah penelitian dilakukan terhadap mahasiswa di Duke University
Medical Center ,
dimana mereka diminta untuk mengurangi sebanyak 13 dari 7683 dan seterusnya.
Dalam situasi yang kompetitif ini, individu dengan Type A akan menunjukkan
peningkatan epinephrine dan norepinephrine dalam darah. Karena perubahan ini
berhubungan dengan pembentukan kolesterol, respon terbaik yang dilakukan oleh
individu Type A akan memicu pengerasan arteri jantung. Individu Type A juga
merespon stress diikuti dengan peningkatan tekanan darah yang merupakan factor
lain dari penyakit jantung koroner.
c. Gender
Wanita biasanya akan mengalami stress yang panjang
terhadap suatu peristiwa yang traumatic, oleh karena itu juga wanita lebih
mudah mengalami kecemasan, depresi, dan gangguan tidur setelah trauma. Tetapi
hal ini hanya rataan saja, tidak semua wanita mengalami hal yang serupa. Banyak
juga wanita yang sangat vocal dalam merespon stress akibat trauma, dan banyak
juga pria yang terpapar dampak serius dari trauma.
Pernikahan juga memengaruhi reaksi stress terhadap
wanita dan pria. Untuk keduanya, pasangan menikah akan lebih sehat daripada
tidak. Ada
perbedaan besar dalam keuntungan pernikahan bagi wanita dan pria. Wanita belum
menikah memiliki tingkat kematian 50% lebih tinggi karena stress daripada wanita
yang sudah menikah. Tetapi, pria belum menikah akan 250% lebih tinggi tingkat
kematian daripada pria yang sudah menikah. Pertanyaannya adalah mengapa
pernikahan lebih berarti bagi pria daripada bagi wanita. Menurut Janice
Kiecolt-Glaser dan Tamara Newton, ada dua alas an yang mungkin. Pertama, wanita
cenderung lebih memiliki lingkungan yang mendukung seperti teman dekat,
daripada pria. Kedua, wanita lebih mampu mendesak pasangannya untuk
memperhatikan dan merawatnya daripada pria. Namun melalui pernikahan, pria akan
lebih terbantu untuk makan lebih baik, olahraga, dan medical advice dari pasangannya, daripada wanita.
William James (1897) menyatakan sindrom Fight-or-Flight sebagai aspek utama
emosi. Ketika individu dikonfrontir dengan stimulus stress, misalnya diancam
seorang tak dikenal di jalan yang gelap dan sepi, individu akan meresponnya
dengan rangsangan di sistem saraf simpatetik dan kelenjar adrenal sebagai
persiapan untuk melarikan diri atau berkelahi dengan orang asing tersebut.
Psikolog Shelley Taylor dan beberapa rekan kuliahnya
juga setuju bahwa sindrom ini sangat penting bagi wanita dan pria. Namun pada
wanita, Taylor
menyakini bahwa dalam merespon stress wanita cenderung mengalami sindrom Tend-and-Befriend. Ketika merespon
stress, seperti kebakaran atau bencana alam, wanita cenderung meresponnya
dengan melindungi anak-anaknya. Wanita akan dengan cepat menempatkan
anak-anaknya di tempat aman dan berinteraksi dengan mereka untuk mengurangi
stress pada anak-anaknya misalnya dengan memeluk anak-anaknya.
- Perbedaan
Etnis
§
Banyak anggota etnis minoritas cenderung
memiliki keuntungan lebih banyak, misalnya penghasilan lebih banyak, pendidikan
lebih baik, yang melindungi individu dari stress
§
Anggota entis minoritas sering mengalami
interaksi yang menghasilkan stress, seperti streotip masyarakat, ketidakadilan,
dan rasisme
§
Keluarga imigran sering mengalami stress terkait
dengan proses akulturasi terhadap budaya baru.
BAB 3
COPING WITH STRESS
3.1
Effective Coping
Tidak selamanya kita dapat
menghindari stress di dalam hidup kita. Maka cara terbaik adalah menghadapinya.
- Menghilangkan atau mengurangi stress
Misalnya, seorang suami
atau istri yang menghadapi masalah besar dalam rumah tangganya dan
mengakibatkan stress, memiliki dua cara untuk mengakhiri stressnya, yaitu
mendiskusikan masalahnya dengan konsultan pernikahan atau mengakhiri
pernikahannya
- Cognitive coping
Metode ini meliputi
perubahan bagaimana individu berpikir tentang kejadian stress tsb :
(1)Reappraisal dapat menjadi metode yang cukup efektif. Hal ini
berkaitan dengan bagaimana kita menginterpretasi peristiwa stress. Contohnya,
seorang musisi yang sukses di album pertamanya dan jatuh di album keduanya akan
menilainya sebagai kegagalan besar dan membuatnya stress. Namun seorang musisi
senior menasihatinya untuk tidak menyerah dan menjelaskan bahwa hal yang
dialaminya sebagai hal yang biasa. Akhirnya, musisi muda itu menginterpretasi
kegagalannya bukan sebagai sumber stress, melainkan sebagai tantangan
kedepannya untuk melakukan yang lebih baik lagi. (2)Dalam beberapa kasus, individu tidak dapat melakukan reappraisal dan yang harus dilakukannya
adalah menjauhkan perhatiannya terhadap sumber stress. Contohnya, stress akibat kematian pasangan tentu
tidak dapat dapat dihindari dan di-reappraisal.
Menjauhkan perhatian dan pikiran dari kematian dan melanjutkan hidup
adalah salah satu cara untuk mengatasi stress. (3)Banyak individu yang mengatasi stress dengan menginterpretasikan
suatu peristiwa sebagai suatu sisi di dalam keyakinan agama mereka, religious coping. Contohnya, ketika
orang tua meninggal, maka individu menginterpretasikannya sebagai suatu takdir
yang memang harus dilalui setiap individu
c. Mengontrol
reaksi stress
Ketika sumber stress tidak
dapat dihilangkan atau diubah, pilihan efektif lainnya adalah mengontrol reaksi
tubuh terhadap stress, baik secara psikologis dan fisik. Contohnya, seorang
pengusaha muda memulai bisnis barunya dan ia tahu bahwa dua tahun pertama akan
sangat membuatnya stress. Menyadari bahwa ia tidak dapat menghilangkan sumber
stress (bisnis baru), maka yang dapat dilakukannya adalah mengontrol reaksinya
terhadap stress. Misalnya dengan melakukan banyak kegiatan yang santai seperti
mengikuti kelas aerobic, pergi liburan bersama orang terdekat, dll.
Bebreapa cara atau tahapan
yang dapat dilakukan individu dalam mengontrol reaksi stress adalah :
- Menyusun kembali masalah. Coba untuk melihat situasi stres
dari perspektif yang lebih positif. Daripada mengomel tentang jalanan
macet, lihat hal tersebut sebagai kesempatan untuk sejenak berhenti dan
menyusun kembali, mendengarkan stasiun radio kesayangan Anda, atau menikmati
beberapa waktu sendiri.
- Lihat gambar besarnya. Ambil perspektif situasi stres. Tanyakan diri Anda seberapa pentingkah hal tersebut dalam jangka panjang. Apakah itu penting dalam sebulan? Setahun? Apakah itu benar-benar layak untuk dikesalkan? Jika jawabannya tidak, fokuskan waktu dan energi Anda pada hal lain.
- Sesuaikan standar anda. Perfeksionisme merupakan sumber utama stres yang dapat dihindari. Hentikan diri Anda dari kekecewaan karena permintaan kesempurnaan. Tetapkan standar yang masuk akal bagi Anda dan orang lain, dan belajar untuk menerima yang "cukup baik".
4. Fokus pada yang positif. Ketika stres
menjatuhkan Anda, ambil waktu untuk merefleksikan semua hal yang Anda hargai
dalam kehidupan Anda, termasuk kualitas positif serta bakat Anda sendiri.
Strategi sederhana ini akan membantu Anda tetap melihat hal-hal dalam
perspektif.
3.2
Ineffective Coping
Walaupun banyak usaha yang
dapat dilakukan untuk mengatasi stress dengan cara yang baik dan benar, sayangnya
banyak individu yang mengatasi stress dengan cara yang salah. Cara yang
dilakukan memang dapat mengatasi stress, namun solusi yang ditawarkan hanya
bersifat sementara, bahkan akan membuat masalah lebih buruk. Perbedaan dari effective coping dan ineffective
coping dapat dilihat di tabel berikut.
|
||||||||||||||||
↓
|
||||||||||||||||
|
||||||||||||||||
|
*) Strategi
effective coping menyebabkan
pengurangan stres sedangkan uneffective
coping yang tidak efektif dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan
semangat, bahkan memicu perilaku yang tidak etis.
Contoh dari ineffective
coping adalah :
a. Menghindar
Contohnya, suami yang
memiliki masalah rumah tangga cenderung menghindari istrinya dan lebih memilih
pergi ke bar mabuk-mabukan atau yang lebih parah adalah perselingkuhan. Apa
yang dilakukan suami itu memang menghilangkan stress-nya sementara, namun akan
membuat masalah yang lebih buruk
b. Agresi
Reaksi umum seseorang yang
frustasu adalah agresi atau tindak kekerasan atau kasar. Contohnya, seorang
wanita yang sudah lama mencoba menarik perhatian lawan jenisnya dan gagal, dapat memilih jalan bermusuhan dengan
pria tersebut agar dirinya tidak stress
c. Defense
Mechanism
Menurut Freud, ego memiliki
suatu kemampuan pertahanan diri terhadap suatu ketegangan atau ketidaknyamanan
yang disebut dengan defense mechanism.
Contohnya ketika seorang yang memiliki konflik diri terhadap hasrat seksualnya
yang kecil, akan menganggap bahwa bukan dirinya yang salah, melainkan hasrat
seksual orang lain yang terlalu besar.
BAB 4
CHANGING HEALTH-RELATED BEHAVIOR PATTERNS
Psikologi kesehatan adalah ilmu psikologi yang
menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk meningkatkan dan memperbaiki
kesehatan dan gaya
hidup untuk meminimalisir dampak stress.
4.1
Learning to Relax
Relaksasi terkadang menjadi sangat sulit bagi banyak
orang. Program progressive relaxation
training mengajarkan individu untuk merilekskan otot-otot tubuh.
Dalam program ini, pertama individu diajarkan untuk
membedakan antara otot yang tegang dengan yang rileks. Hal ini akan
meningkatkan keawasan individu terhadap kondisi ototnya. Ketika individu sudah
dapat membedakan keduanya, disaat otot mulai menegang karena stress, individu
juga tahu bagaimana caranya untuk mencapat keadaan deep relax. Hasilnya tentu sangat memengaruhi kesehatan, seperti
mengatasi masalah sulit tidur, sakit kepala, asma, dan lainnya.
Selain itu,
sama halnya dengan mengontrol reaksi stress, individu disarankan untuk
melakukan hal-hal yang menyenangkan, seperti menonton bioskop, pergi ke
restoran favorit, chatting, atau berkumpul bersama dengan teman. Tujuannya
disini adalah mengalihkan perhatian dari tugas-tugas serta mengurangi
stress/frustasi yang kita rasakan.
Mengalihkan disini bukan dalam arti menghindari rasa stress itu sendiri, karena
seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa menghindari stressor adalah termasuk ineffective coping, namun mengalihkan
dalam arti untuk menenangkan reaksi diri terhadap stress tersebut. Sehingga ketika
individu merasa sudah cukup tenang dan dapat mengontrol reaksi dirinya terhadap
stress, maka individu akan dapat mengatasi stress dengan cara yang lebih tenang
dan lebih baik tentunya.
4.2
Pola Makan,
Olahraga & Melaksanakan Anjuran Dokter
- Pola Makan
Fenomena kesehatan terkait pola makan adalah diet.
Ketika seseorang kelebihan berat badan, maka ia akan melakukan diet. Namun
apakah diet sebenarnya termasuk salah satu cara hidup sehat? Beberapa saran
untuk memiliki gaya
hidup sehat ditinjau dari pola makan adalah :
§
Memiliki tujuan yang bertahan
§
Tidak melakukan diet, karena menurunkan berat
badan dengan cepat akan menyebabkan masalah kesehatan
§
Makan yang berbeda
§
Jangan menyerah dengan gangguan-gangguan dalam
menjalani gaya
hidup sehat
b. Olahraga Teratur
Hidup sehat tidak hanya menjaga pola makan, tetapi juga
olahraga yang teratur dan konsisten meningkat. Olahraga yang tidak teratur
banyak menyebabkan masalah.
c. Tidak merokok
Salah satu hal yang paling penting untuk meningkatkan
kesempatan hidup lebih lama dan gaya
hidup sehat adalah tidak merokok. Orang-orang yang merokok kebanyakan sangat
sulit untuk berhenti.
d. Mengikuti Anjuran Dokter
Bagi individu dengan penyakit kronis, diharapkan untuk
selalu mengikuti anjuran dokter, misalnya memenuhi dan menyelesaikan perintah
resep dokter.
4.3
Psikologi
dan Kesehatan Wanita
Sepuluh tahun belakangan ini, psikolog Judith Rodin dan
Jeanette Ickovics (1990) meneliti tentang apa yang psikolog ketahui mengenai
kesehatan dan perawatan kesehatan terhadap wanita. Ditemukan bahwa factor
psikologis memengaruhi kesehatan wanita. Namun National Institutes of Health in
2000 melansir sebuah penelitian dengan skala besar mengenai peningkatan
kesehatan wanita.
- Health Concerns of Women
Banyak sekali isu kesehatan menjadi unik bagi wanita.
Payudara, ovarium, kanker serviks, hysterectomy
(operasi pengangkatan rahim), dan menstrual
dysfunction adalah beberapa isu yang berkonsentrasi hanya pada wanita.
Sedangkan seperti osteoporosis, gangguan makan, lupus, rheumatoid arthritis
jauh lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria. Sebagai tambahan, 2/3
pembedahan yang dilakukan di US
terjadi pada wanita.
Fokus kesehatan yang unik pada wanita terkadang akibat
resep dokter yang mengandung hormone estrogen. Estrogen terkandung di dalam pil
kontrasepsi dan terkadang diresepkan bagi wanita yang sudah mencapai tahap
menopause untuk menggantikan suplai nutrisi yang telah hilang. Sayangnya,
estrogen berisiko meningkatkan pembentukan kanker.
- Perubahan
dalam Perilaku Berisiko Tinggi
Alasan kedua untuk berfokus pada kesehatan wanita adalah
wanita berperilaku lebih mirip dengan pria dalam kegiatan berisiko tinggi. Hal
yang dimaksud seperti merokok, penggunaan obat-obatan terlarang, dan konsumsi
alcohol berlebihan. Hasilnya adalah, perubahan yang signifikan terjadi pada
pola perilaku wanita yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan, misalnya
kanker paru. 40 tahun belakangan, kematian akibat kanker paru meningkat
sebanyak 85% pada pria dan 400% pada wanita.
- Different Equation between Health
Behaviors and Illnesses
Alasan ketiga, hubungan persamaan antara health behavior dan illness adalah sesuatu yang berbeda antara wanita dan pria. Contohnya,
perilaku yang menciptakan risiko bagi kesehatan wanita dan pria, seperti
merokok, konsumsi alcohol berlebihan, obesitas, dan diet kebanyakan lebih
berbahaya pada wanita yang sedang mengkonsumsi pil kontrasepsi. Contoh lainnya
adalah AIDS. Lelaki dapat terpapar virus HIV melalui kegiatan bersenggama
dengan wanita, tetapi jauh lebih umum bagi wanita untuk terpapar virus melalui vaginal/anal intercourse dimana hanya 2%
pria yang terinfeksi HIV melalui heterosexual
intercourse dan 31% wanita yang terinfeksi HIV dengan cara ini.
Perbedaan ketiga adalah focus wanita pada efek dari
bekerja. Wanita yang bekerja secara umum lebih sehat daripada yang tidak,
tetapi wanita yang bekerja dengan bayaran rendah, tertekan ditemukan memiliki
kesehatan yang jauh lebih buruk. Menariknya, wanita dengan pekerjaan memuaskan,
menikah, dan memiliki anak, ditemukan yang paling bahagia di antara semua
criteria.
- Faktor
Sosiokultural dalam Kesehatan Wanita
Gender bukanlah satu-satunya factor sosiokultural yang
berperan dalam kesehatan wanita. Untuk memahami health behavior pada wanita, kita harus memahami etnis mereka,
orientasi seksual, dan aspek lainnya. Contohnya, wanita Afrika-Amerika lebih
sedikit terinfeksi kanker payudara daripada wanita Amerika kulit putih, namun
ketika wanita Afrika-Amerika mengidap kanker payudara, kemampuan mereka untuk survive lebih rendah misalnya disebabkan
kemampuan ekonomi yang lebih rendah, akses untuk mendapat kesehatan yang
berkualitas lebih rendah dan informasi yang kurang.
4.4 Safety
Management
Ketika kita berpikir untuk menggiatkan promosi
pentingnya kesehatan, kebanyakan kita berpikir mengenai bagaimana mencegah penyakit
tersebut.Tetapi kecelakaan juga menjadi factor utama dalam ketidak mampuan dan
kematian. Faktanya, kecelakaan adalah salah satu penyebab kematian terbesar
pada anak-anak, remaja, dan dewasa muda. Seorang psikolog, Geller (1998)
melakukan penelitian mengenai metode untuk mengurangi luka dan kematian akibat
kecelakaan, kebanyakan di tempat kerja dan kendaraan.
§
Tanda pengingat, seperti stiker, alarm, dll,
bagi penumpang untuk menggunakan seat
belts berdampak besar pada keamanan mencegah kecelakaan
§
Pemberian reward kepada pengemudi yang
menggunakan seat belts selama
perjalanan
§
Pelatihan kepada bar untuk mengurangi pemberian
alcohol kepada tamu
§
Penggunaan pengaman kerja di tempat kerja
4.5 Terapi
Musik
Metode musik
merupakan salah satu cara untuk membantu mengatasi stres. Secara keseluruhan
musik dapat berpengaruh secara fisik maupun psikologis. Secara psikologis,
musik dapat membuat seseorang menjadi lebih rileks, mengurangi stres,
menimbulkan rasa aman dan sejahtera, melepaskan rasa gembira dan sedih, dan
membantu serta melepaskan rasa sakit.
4.6
Manfaat Psikologi Kesehatan
Tubuh dan jiwa itu rumit dan sangat saling berhubungan.
Keyakinan adanya dampak besar antara
faktor-faktor psikologis terhadap kesehatan fisik dapat diawali dengan mengerti apa manfaat
potensial dari psikologi terhadap kesehatan. Pada tahun 1900, penyebab
utama kematian di Amerika Serikat adalah penyakit menular seperti tuberkulosis . Sejak saat itu, antibiotik dan
aspek-aspek lain dalam perawatan medis dikondisikan mengalami kemajuan sehingga
kematian karena penyebab tersebut menjadi jarang.
Sekarang
yang menjadi penyebab utama kematian yang tak terkalahkan, dilihat dari
frekuensinya menyebabkan kematian, adalah penyakit jantung, kanker, dan
kecelakaan. Terobosan selanjutnya dalam pengobatan ialah memungkinkan
penyelamatan sejumlah besar kehidupan dengan pengobatan yang lebih efektif
untuk penyakit jantung, pengobatan ditingkatkan untuk kanker, dan pengobatan
atau vaksin untuk AIDS.
Tapi
ada 2 hal yang harus diperhatikan. Pertama, ini merupakan terobosan medis yang
belum pernah terjadi dan ada kemungkinan tidak akan pernah terjadi. Kedua,
penyebab pertama dan kedua kematian di Amerika yaitu penyakit jantung dan
kanker merupakan gangguan utama yang
dipengaruhi stres dan gaya
hidup. Dan yang harus dicatat, meskipun benar-benar dicegah, AIDS tetap tidak bisa disembuhkan dan hal
inilah yang dapat menyebabkan stress bagi penderita, disinilah peran psikologi
kesehatan mungkin bisa membantu
dengan baik dalam mengatur cara memerangi penyakit ini.
Jadi,
kemungkinan psikologi kesehatan memiliki
efek utama dalam kesehatan manusia sejauh ini
cukup baik. Didukung dengan alasan bahwa penyebab kematian yang utama di
Amerika Serikat berhubungan dengan stres dan gaya hidup, namun, kita perlu
mengetahui seberapa besar dampak yang dimiliki faktor-faktor psikologis
terhadap kesehatan kita.
Hampir
7000 orang dewasa yang tinggal di Alameda
County , California ,
menjawab pertanyaan terkait kesehatan mereka. Berikut ini adalah ketujuh
pertanyaan mengenai praktek kesehatan yang positif tersebut :
a. Sedang atau tidak menggunakan alkohol
b. Tidur 7-8 jam setiap malam
c. Tidak pernah atau jarang makan diantara
waktu makan
d. Hampir
atau sudah memiliki berat badan yang ideal dengan tinggi
e. Latihan fisik secara teratur
f. Tidak pernah merokok
g. Sarapan hampir setiap hari
Dua
studi klasik mengenai kesehatan pada
orang-orang selama 5 ½ dan 9 ½
tahun (Belloc, 1973; Breslow & Enstrom, 1980) mengungkapkan hubungan yang
dramatis diantara praktik-praktik kesehatan dengan kematian. Orang-orang yang
melakukan 0-3 praktek kesehatan yang positif jauh lebih mungkin meninggal dalam
5 ½ tahun pertama studi tersebut daripada individu yang terlibat dalam 6-7
praktek kesehatan yang positif, terutama pada usia pertengahan dan seterusnya.
Setelah 9 ½ tahun, tingkat kematian kelompok yang terkait 0-3 praktek kesehatan
yang positif terlihat mencengangkan, 2 kali lebih tinggi dari individu yang
terlibat dalam 6-7 praktek kesehatan yang positif.
Informasi
yang diringkas dalam bagian ini sangat mendukung gagasan bahwa perubahan gaya
hidup terkait kesehatan dapat menghasilkan perbaikan dramatis dalam kesehatan
dan umur panjang. Hingga kini, psikologi kesehatan telah menunjukkan
keberhasilan yang sederhana dalam benar-benar mendapatkan sejumlah besar
individu yang terlibat dalam beberapa perilaku kesehatan yang positif untuk
terlibat dalam lebih banyak. Perubahan tersebut memiliki kemungkinan,
banyak orang mengubah gaya
hidup mereka dengan cara yang signifikan, walaupun sulit.
No comments :
Post a Comment