1. SEJARAH TEORI BIG FIVE
1.
SEJARAH TEORI BIG FIVE
Teori
Big Five pertama sekali diperkenalkan oleh Lewis R. Goldberg pada tahun 1981.
Salah satu tokoh yang mengembangkan teori Big Five ini adalah Allport. Allport
melakukan penelitiannya dengan bergantung pada hipotesis Lexical. Orang yang
pertama kali mengemukakan hipotesis ini adalah Sir Francis Galton. Beliau
menyatakan bahwa perbedaan individual yang paling penting akan ditandai dalam
bahasa.
Selain
Sir Francis Galton maupun Allport, istilah trait-deskriptif dari Allport dan
Odbert digunakan sebagai awal analisis struktur kepribadian oleh Raymond
Cattell. Goldberg juga menyatakan bahwa Cattell adalah bapak intelektual dari
teori Big Five.
Terdapat
3 tokoh yang mempelopori teori Big Five ini, yaitu :
·
Paul T. Costa, Jr.
Paul T. Costa lahir di Franklin New Hampshire
pada tahun 1942. Dia dan Robert McCrae mulai berkolaborasi pada tahun 1976. Dia
menerima gelar sarjana Psikologi nya dari Universitas Clark dan gelar dokter di
Human Development Universitas Chicago. Setelah posisi akademik nya di Harvard
dan Universitas Massachusetts di Boston, dia bergabung dengan NIA
untuk meresmikan Stress and Coping section. Dari tahun 1985 sampai 2009 ia
adalah Kepala Laboratorium Kepribadian dan Kognisi (Sekarang Laboratorium
Behavioral Neuroscience). Minat penelitiannya termasuk pengembangan dewasa,
penilaian kepribadian, dan penyakit Alzheimer.
·
Robert R. McCrae
Robert
R. McCrae lahir di Maryville, Missouri pada tahun 1949, anak bungsu dari 3
bersaudara. Adalah seorang psikolog kepribadian yang melakukan penelitian penuh
di Program Intramural dari National Institute on Aging. Minat penelitiannya
termasuk struktur kepribadian, penilaian, dan umur pengembangan; pengaruh ciri
kepribadian terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan, dan universalitas
lintas budaya dari ciri kepribadian. Dia menerima gelar BA dalam bidang
Filsafat dari Michigan State University dan gelar Ph.D di Psikologi Kepribadian
dari Universitas Boston.
·
Lewis R. Goldberg
Lewis R. Goldberg adalah seorang psikologis
kepribadian dari Amerika dan seorang emeritus di Universitas Oregon yang sangat
erat kaitannya dengan teori Big Five taksonomi kepribadian. Pada tahun 1953 dia
menerima gelar A.B dalam hubungan sosial dari Universitas Harvard. Ia
mendapatkan gelar Ph. D dari psikologi di Universitas Michigan pada tahun 1958.
Setelah menerima gelar dokternya, dia menjadi asisten professor dan bekerja di
Universitas Stanford. Sejak 1960 dia mengajar di Universitas Oregon, dimana dia
adalah Professor Emeretus. Dan Goldberg juga sudah menerbitkan lebih dari 100
artikel penelitian.
Zaman sekarang, trait-trait pada teori Big
Five yang masih berlaku adalah :
1.
Openness (O)
2.
Conscientiousness (C)
3.
Ekstraversion (E)
4.
Agreeableness (A)
5.
Neuroticism (N)
Trait
tersebut dikemukakan oleh Robert R. Mccrae dan juga Paul T. Costa. Kelima trait
tersebut biasanya disingkat menjadi OCEAN.
2.
DEFINISI KEPRIBADIAN
·
Lewis Goldberg
Manusia dibedakan kepada
karakter-karekter serta kepribadian yang dipunyai oleh
setiap individu. Masing-masing memiliki ciri-ciri tersendiri, sikap,
dan pola berfikir sendiri yang banyak dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan mereka dibesarkan dan bentuk pendidikan yang
diperoleh. Teori-teori kepribadian yang ditonjolkannya adalah
dimensi-dimensi kepribadian yang mungkin dipunyai oleh semua manusia
di dunia ini, yaitu OCEAN; Openness, Conscientiousness, Extraversion,
Agreeableness, Conscientiousness.
·
Paul T.Costa. Jr
Kepribadian merupakan
penentu penting dari cara-cara orang menghadapi stres.
·
Robert R.McCrae
Kepribadian adalah dimensi
perbedaan individu dalam kecenderungan untuk menunjukkan pola konsisten dari
pikiran, perasaan, dan tindakan. Mereka mempengaruhi interaksi pribadi dan
dukungan sosial, kebiasaan kesehatan dan keluhan somatik, sikap dan
nilai-nilai, cara mengatasi, kepentingan kerja dan rekreasi, dan banyak lagi.
3.
STRUKTUR KEPRIBADIAN
Perkembangan kepribadian
big five sangat pesat dalam berbagai riset kepribadian. Berbagai penelitian
telah menunjukkan bahwa banyak hal yang mampu diprediksi dengan trait-trait
dalam kepribadian big five. Ciri-ciri kepribadian yang diklasifikasikan ke
dalam lima faktor:
1. Extraversion (Ekstraversi)
Menilai
kuantitas dan intensitas interaksi interpersonal,
level aktivitasnya, kebutuhan untuk didukung, kemampuan untuk
berbahagia. Dimensi
ini menunjukkan tingkat kesenangan seseorang akan hubungan. Kaum ekstravert
cenderung ramah dan terbuka serta menghabiskan banyak waktu untuk
mempertahankan dan menikmati sejumlah hubungan. Sementara kaum introvert
cenderung tidak sepenuhnya terbuka dan memiliki hubungan yang lebih sedikit dan
tidak seperti kebanyakan orang lain, mereka lebih senang dengan kesendirian.
2. Agreeableness (Keramahan)
Menilai kualitas
orientasi individu dengan kontinum nilai dari lemah lembut
sampaiantagonis didalam berpikir, perasaan dan perilaku.Dimensi ini merujuk kepada kecenderungan seseorang untuk
tunduk kepada orang lain. Orang yang mampu bersepakat, jauh lebih menghargai
harmoni daripada ucapan atau cara mereka. Mereka tergolong orang yang
kooperatif dan percaya pada orang lain. Orang yang menilai rendah kemampuan
untuk bersepakat, memusatkan perhatian lebih pada kebutuhan mereka sendiri
ketimbang kebutuhan orang lain.
3. Conscientiousness (Kesadaran)
Menilai kemampuan
individu didalam organisasi, baik mengenai ketekunan dan motivasi dalam
mencapai tujuan sebagai perilaku langsungnya. Sebagai lawannya menilai apakah
individu tersebut tergantung, malas dan tidak rapi. Dimensi ini merujuk pada jumlah tujuan yang
menjadi pusat perhatian seseorang. Orang yang mempunyai
skor tinggi cenderung mendengarkan kata hati dan mengejar sedikit tujuan dalam
satu cara yang terarah dan cenderung bertanggung jawab, kuat bertahan,
tergantung, dan berorientasi pada prestasi. Sementara yang skornya rendah, ia
akan cenderung menjadi lebih kacau pikirannya,mengejar banyak tujuan, dan lebih
edonistik (Robbins, 2001).
4. Neuroticism (Neurotisme)
Trait ini menilai kestabilan dan ketidakstabilan emosi.Mengidentifikasi
kecenderungan individu apakah individu tersebut mudah mengalami stres,
mempunyai ide-ide yang tidak realistis, mempunyai coping responseyang mal adaptif. Dimensi ini menampung kemampuan seseorang untuk
menahan stres. Orang dengan kemantapan emosional positif
cenderung berciri tenang, bergairah dan aman. Sementara mereka yang skornya
negatif tinggi cenderung tertekan, gelisah dan tidak aman.
5. Openness to experience (Keterbukaan
akan pengalaman baru)
Menilai usahanya secara
proaktif dan penghargaannya terhadap pengalaman demi kepentingannya sendiri.
Menilai bagaimana ia menggali sesuatu yang baru dan tidak biasa. Dimensi ini mengarah tentang minat seseorang.
Seseorang yang terpesona oleh hal baru dan inovasi, ia akan cenderung menjadi
imajinatif, benar-benar sensitif dan intelek. Sementara orang yang disisi lain
kategori ini keterbukaannya terlihat lebih konvensional dan menemukan
kesenangan dalam keakraban.
4.
DINAMIKA PROSES KEPRIBADIAN TEORI THE BIG
Allport percaya bahwa sifat merupakan unit
dasar kepribadian. Menurutnya, sebenarnya sifat itu ada dan berkedudukan di
sistem saraf. Mereka mempresentasikan disposisi kepribadian umum yang
menjelaskan keteraturan fungsi seseorang dari satu situasi ke situasi yang lain
dan dari satu waktu ke waktu yang lain.
Baik teori Eysenck maupun Cattell memiliki
asumsi yang sama tentang karakteristik alamiah sifat kepribadian dan kegunaan
analisis faktor dalam mengidentifikasikan sifat seseorang. Diantara ketiga
tokoh pendekatan trait terdapat pandangan mengenai penggunaan faktor analisa,
mengenai jumlah dan dimensi sifat dasar yang diperlukan untuk mampu
mendeskripsikan kepribadian.
Dari sini big five personality mulai
ditemukan. Pada awalnya diperkenalkan oleh Lewis R.Goldberg. Mula-mula hanya
ditemukan tiga trait, yang diantarnya yaitu neuroticism, extraversion,
openness. Lalu, teorinya tersebut dikembangkan oleh Paul T.Costa dan Robert R
McCrae dengan menambahkan dua trait lagi agar tedapat lima trait yang sesuai
dengan sebutan Big Five. Kedua trait tersebut yaitu agreeblesness dan
conscientiousness.
5.
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN TEORI THE BIG FIVE
Kepribadian
seseorang dipengaruhi oleh unsur nature dan nurture. Hal
inilah yang menyebabkan setiap individu memberikan respons yang berbeda pada
setiap stimulus atau tindakan yang dilakukan kepadanya. Secara umum periset Big five telah memfokuskan karya
mereka pada stabilisasi dan perubahan-perubahan kepribadian.
Extraversion(ekstrafensi), agreeableness(persetujuan),conscientiousness (hati
nurani), neuroticism(neoritisme), danopeness(keterbukaan)
adalah sifat-sifat yang ada dalam teori Big five. Traits ini ada karena banyak
analis muncul dari kepribadian manusia yang sering muncul dalam kehidupan
sehari-hari.
Model ini muncul dari analisis
faktor kata sifat yang digunakan untuk menggambarkan kepribadian dan dari
analisis faktor berbagai tes dan skala kperibadian yang setara. Pendekatan big
five terhadap kepribadian kebanyakan didasarkan pada
penelitian-penelitian, yang didasarkan pada teori pendekatan induktif terhadap
kepribadian yang memiliki arti bahwa teori dihasilkan jika tidak
dikumpulkan dengan cara yang baik dan komprehensif, hasil yang didapatkan akan
memiliki validitas yang terbatas. Banyak peneliti yakin bahwa dasar biologis
dari Big Five biasanya akan ditemukan, sebaliknya dimensi big five kebanyakan
berasal dari pendekatan leksikal terhadap trait.
6. PSIKOPATOLOGI
DAN PERUBAHAN PERILAKU
Skala Trait
|
Karakteristik skor tinggi
|
Karakteristik skor rendah
|
Extraversion
Mengukur
kuantitas dan itensitas dari interaksi interpersonal, tingkatan aktivitas,
kebutuhan akan dorongan, dan kapasitas dan kesenangan.
|
Mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan social, aktif, banyak bicara, orientasi
pada hubungan sesame, optimis, fun loving, affectionate.
|
Tidak
ramah, bersahaja, suka menyendiri, orientasi pada tugas, pendiam.
|
Agreeableness
Mengukur
kualitas dari apa yang dilakukan dengan orang lain dan apa yang dilakukan
terhadap orang lain.
|
Lembut
hati, dapat dipercaya, suka menolong, pemaaf, penurut.
|
Sinis,
kasar, curiga, tidak kooperatif, pedendam, kejam, manipulative.
|
Neuroticism
Menggambarkan
stabilitas emosional dengan cakupan-cakupan perasaan negative yang kuat
termasuk kecemasan, kesedihan, irritability dan nervous tension.
|
Tenang,
santai, merasa aman, puas terhadap dirinya, tidak emosional, tabah.
|
Cemas,
gugup, emosional, merasa tidak aman, merasa tidak mampu, mudah panik.
|
Openness
Gambaran
keluasan, kedalaman,dan kompleksitas mental individu dan pengalamannya.
|
Ingin
tahu, minat luas, kreatif, original, imajinatif,untraditional.
|
Konvensional,
sederhana, minat sempit, tidak artistic, dan tidak analitis.
|
Conscientiousness
Mengukur
tingkat keteraturan seseorang, ketahanan dan motivasi dalam mencapai tujuan.
Berlawanan dengan ketergantungan, dan kecenderungan untuk menjadi malas dan
lemah.
|
Teratur,
dapat dipercaya, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, teliti, rapi,
ambisius, dan tekun.
|
Tidak
bertujuan, tidak dapat dipercaya, malas, kurang perhatian, lalai, sembrono,
tidak disiplin, keinginan lemah, suka bersenang-senang.
|
7. ISU-ISU PENTING PSIKOLOGI KEPRIBADIAN –
THE BIG FIVE THEORY
Defenisi Cattel mengenai
kepribadian memberi kita petunjuk tentang pandangannya terhadap sifat manusia.
Dia menyatakan bahwa “Kepribadian adalah suatu yang memungkinkan akan sebuah
prediksi tentang apa yang akan manusia lakukan dalam situasi-situasi tertentu”.
Untuk membuat prediksi tentang hal-hal yang memengaruhi perilaku, maka hal itu
harus sah dan benar-benar baik. Suatu prediksi akan menjadi sangat
sulit jika dibuat tanpa keteraturan dan konsistensi dalam kepribadian.
1. Free
will vs Determunisme
Cattel menyatakan bahwa
spontanitas dalam prilaku manusia itu sedikit karena
spontanitas akan membuat prediksi terhadap prilaku manusia menjadi sulit sebab
kita tidak akan pernah tahu apa yang akan manusia lakukan jika semua manusia
melakukan segala hal dengan spontan. Sehingga, Cattel menyadari bahwa
sifat-sifat manusia lebih cenderung ke arah determinism (dibatasi) dari pada
prilaku yang free will (tidak terbatas).
2. Nature
vs Nurture
Menurut McCrae dan Costa,
mereka lebih menekankan pada sifat yang diturunkan secara biologi (nature)
sebagai hal yang mempengaruhi kepribadian daripada hal-hal yang didapatkan
melalui pengalaman (nurture). Namun, Cattel berpendapat bahwa baik nature
(faktor keturunan) maupun nurture (lingkungan sosial) sama-sama memengaruhi
kepribadian seseorang.
3. Past
vs Present
Cattel mengatakan kita
tidak akan memperoleh prediksi perilaku secara utuh bila hanya dilihat dari
pengaruh kejadian-kejadian kehidupan yang baru (present experiences). Tetapi
Cattel percaya bahwa kejadian-kejadian masa lalu, termasuk masa kanak-kanak
kita (past experiences) juga memengaruhi prediksi
kepribadian seseorang secara permanen.
4. Uniqueness
vs Universality
Cattel berpandangan bahwa
uniqueness dan universality memiliki posisi yang seimbang. Tidak ditemukan
ciri-ciri umum yang berlaku bagi setiap orang dalam suatu budaya dan ciri sifat
unik (uniqueness) yang biasanya menggambarkan setiap individu.
5. Equilibrium
vs Growth
Dalam teori ini, equilibrium
dan growth memiliki posisi yang seimbang. Disini tidak terlalu banyak
dijelaskan bagaimana teori ini memberikan keterangan tentang keseimbangan dan
pertumbuhan dalam hidup manusia dengan pembentukan kepribadian. Dimana,
keseimbangan dan pertumbuhan ini melibatkan kepentingan dan akhir dari tujuan
hidup manusia. Tetapi,McCrae dan Costa yakinsetiap orang memiliki level
tertentu dari masing-masing five factor, kemudian akan mempengaruhi pengalaman
dan perkembangan kepribadian psikologis.
6. Optimistic
vs Pesimistic
Cattel memandang sifat
manusia dengan lebih jelas. Di tahun-tahun permulaannya, dia sangat optimis
tentang adanya suatu kemampuan dalam setiap orang untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan sosial. Cattel memperkirakan bahwa kita seharusnya
memiliki kesadaran besar untuk mengontrol lingkungan hidup kita. Ia
mengharapkan untuk dapat melihat kenaikan intelegensi manusia bersamaan dengan
perkembangan kehidupan komunitas yang lebih ramah sebagai kreatifitas warga
negara yang menduduki suatu tempat. Pada kenyataannya, harapan Cattel tersebut
tidak terpenuhi dan akhirnya ia harus percaya bahwa sifat perilaku manusia dan
masyarakat mengalami kemunduran.
8.
ASSESSMENT THE BIG FIVE
Setiap individu tentu memiliki kepribadian
yang berbeda-beda. Lima dimensi kepribadian yang dinamakan dengan The Big Five
Trait, diantaranya terdiri dari openness, conscientiousness, extraversion,
agreeableness, dan neuroticism.
Terdapat
beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur Big Five Trait Factors,
diantaranya yaitu :
· BFI (Big Five Inventory)
· NEO-PI-R (NEO-Personality Inventory Revised)
· PCI (Personality Characteristic Inventory)
· AB5C (Abridged Big Five Circumplex)
· IPIP (International Personality Item Pool)
· Dll
BFI
(Big Five Inventory)
Big Five Inventory merupakan tes
yang terdiri dari empat puluh empat item sebagai usaha untuk menjawab kebutuhan
akan tes yang praktis dan singkat yang dapat mengukur dan mengidentifikasi komponen
dari Big Five Personality. Empat puluh empat item
dari Big Five Inventory dikembangkan dan menjadi
representasi dari kelima Public Big Five Personality. Tujuan dari tes ini
adalah terciptanya inventori yang ringkas, flexible, dan efisien dalam melakukan
penilaian terhadap 5 dimensi dari Big Five Personality.
NEO-PI-R
(NEO-Personality Inventory Revised)
NEO-PI-R
adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae dengan cara
menggunakan kuisioner yang dirancang untuk mengukur Big Five Traits. Mereka
membedakan masing-masing dari kelima dimensi kepribadian tersebut dengan
mengembangkan enam facet yang sifatnya lebih spesifik. Setiap facet diukur oleh
8 item, maka NEO-PI-R terdiri dari 240 item (5 faktor x 6 facet x 8 item). Kelebihan
dari alat ukur NEO-PI-R yaitu sifatnya yang cross cultural sehingga memudahkan
untuk mereplikasi jika terdapat budaya-budaya yang berbeda-beda.
IPIP
(International Personality Item Pool)
IPIP
website merupakan suatu usaha secara internasional untuk mengembangkan sebuah
set inventori kepribadian yang berasal dari item-item domain publik daan skala
tersebut dapat digunakan untuk tujuan ilmiah maupun tujuan komersil.
9. INTERVENSI THE BIG FIVE
Menggunakan
metode faktor-analitik, sifat kepribadian Cattell dan Eyesenck diperoleh angka
yang bervariasi. Hal ini tidak menunjukkan adanya kelemahan bawaan, malah
merefleksi cara para teoris memilih untuk mengukur kepribadian. Beberapa
peneliti kepribadian menunjukkan ketidakpuasan terhadap kedua teori,
menunjukkan bahwa Eyesenck mempunyai terlalu sedikit dimensi dan Cattell
mempunyai terlalu banyak. Banyak pekerjaan dimasa kini pada umumnya
menghasilkan lima faktor luas kepribadian.
Dari sinilah Robert McCrae dan Paul Costa
memulai program penelitian mereka sebagai
upaya untuk menjelaskan kepribadian dari kecil hingga meninggal, yang
diidentifikasi 5 yang disebut kuat atau Big Five Factors, yaitu: OCEAN
(Openness, Conscientiousness, Extravertion, Agreeableness,
Neuroticism)
Faktor tersebut dikonfirmasi melalui teknik
penilaian yang bervariasi yang termasuk penilaian diri, tes objektif, dan
laporan pengamat. Peneliti tersebut lalu mengembangkan tes kepribadian, NEO
Personality Inventory (NEO-PI). Penemuan yang sejalan dengan faktor yang sama
dari prosedur penilaian yang berbeda menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut
bisa diandalkan sebagai pembedaan aspek-aspek dari kepribadian.
Perlu diketahui bahwa walaupun tes-tes yang
lain diusulkan sebagai cara untuk mengukur Big Five Factors, NEO-PI tetap
menjadi teknik yang sering digunakan. Akan tetapi, para peneliti juga
menunjukkan bahwa NEO-PI, seperti tes kepribadian yang lainnya, dapat juga
dibuat menyimpang oleh partisipan peneliti behavioristik yang ingin membuat
kesan penyesuaian psikologis positif.
No comments :
Post a Comment